Mohon tunggu...
YUSRIANA SIREGAR PAHU
YUSRIANA SIREGAR PAHU Mohon Tunggu... Guru - GURU BAHASA INDONESIA DI MTSN KOTA PADANG PANJANG

Nama : Yusriana, S.Pd, Lahir: Sontang Lama, Pasaman. pada Minggu, 25 Mei 1975, beragama Islam. S1-FKIP UMSB. Hobi: Menulis, membaca, menyanyi, baca puisi, dan memasak.Kategori tulisan paling disukai artikel edukasi, cerpen, puisi, dan Topik Pilihan Kompasiana.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Artikel Utama

Kompasiana: Aku Mengukir Jejak Kemudahan di Kompasiana

6 Oktober 2024   17:29 Diperbarui: 10 Oktober 2024   16:35 235
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

No Plagiat karena Kompasiana sangat teliti dalam mendeteksi tiap tulisan. Keren dan memudahkan.

Empat kali empat, enam belas. Selamat ulang tahun, Kompasiana! Teruslah menjadi ruang inspirasi bagi banyak orang. Ini Kupersembahkan untukmu dan Kompasianer Ibu Icha. Marisa Haque. Artis idola saat aku SMP.

Jejakmu di Bawah Hujan

Hujan turun deras di sore itu. Ia membasahi jalanan yang sepi. Qeira menatap keluar dari balik jendela kamarnya. Tangannya menggenggam secangkir kopi yang sudah mendingin. Pikirannya melayang jauh.

Di sudut meja, laptopnya terbuka, memperlihatkan layar kosong yang belum terisi satu kata pun. (Mirip ruang tulis Bunda Roselina Nih. Ayahanda, Tjip)

“Hari ini harus menulis!” Gumamnya, lebih kepada dirinya sendiri. Namun, inspirasi seakan lari dari jemarinya. Ia mencoba menulis beberapa kata tapi semuanya terasa hampa.

Hujan yang menderas di luar justru membuatnya tenggelam dalam kenangan yang tidak seharusnya datang hari ini.

Tiba-tiba saja, bayangan adiknya, Rani, terlintas di benaknya. Rani, yang selalu ceria dan penuh semangat, kini sudah tidak ada lagi. Rani telah pergi tiga hari lalu, meninggalkan kekosongan yang tak pernah bisa terisi.

Qeira menarik napas panjang, berusaha mengusir perasaan sedih yang tiba-tiba menyergap. Qeira masih ingat hari itu. Hujan turun seperti sore ini. Mereka berdua berlarian di bawah guyuran air dari langit. 

Rani tertawa, sementara Qeira berusaha melindungi kepalanya dengan tangan, meski akhirnya menyerah. Mereka basah kuyup, namun tawa Rani menghangatkan sore yang dingin itu.

“Kak, kapan-kapan kita harus menulis cerita bersama!” Kata Rani waktu itu, sambil melompat di atas genangan air. Ada lantai teras yang rendah. Air hujan pun menggenanginya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun