Mohon tunggu...
YUSRIANA SIREGAR PAHU
YUSRIANA SIREGAR PAHU Mohon Tunggu... Guru - GURU BAHASA INDONESIA DI MTSN KOTA PADANG PANJANG

Nama : Yusriana, S.Pd, Lahir: Sontang Lama, Pasaman. pada Minggu, 25 Mei 1975, beragama Islam. S1-FKIP UMSB. Hobi: Menulis, membaca, menyanyi, baca puisi, dan memasak.Kategori tulisan paling disukai artikel edukasi, cerpen, puisi, dan Topik Pilihan Kompasiana.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Frozen Food Solusi Praktis atau Gaya Hidup Modern, Bun?

3 Oktober 2024   10:00 Diperbarui: 3 Oktober 2024   15:10 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Daging Frozen | SHUTTERSTOCK/Ahanov Michael via Kompas.com

Nah, Frozen food memberikan solusi cepat karena dapat disiapkan dalam hitungan menit. Hal ini sangat berbeda dibandingkan dengan memasak makanan dari bahan mentah yang membutuhkan waktu lebih lama untuk memotong, mencuci, hingga meracik bumbu, hingga menumis dengan bumbu itu.

Selain kepraktisannya, frozen food juga menawarkan kemudahan dalam penyimpanan. Makanan beku dapat bertahan lebih lama di freezer dibandingkan dengan makanan segar. Teknologi pembekuan yang semakin canggih membuat produk frozen food mampu mempertahankan kualitas gizi makanan dengan baik.

Baik sayuran, daging, atau ikan yang dibekukan dengan cepat (flash freezing) bisa lebih segar dibandingkan bahan segar yang telah disimpan berhari-hari di rak pasar atau kulkas. Ini merupakan salah satu kelebihan yang sering terabaikan.

Menurut survei Lembaga Penelitian Makanan dan Gizi pada tahun 2022, sebanyak 65% responden ternyata sudah mengonsumsi frozen food setidaknya dua kali dalam seminggu. Responden tersebut kebanyakan pekerja kantoran yang memiliki sedikit waktu untuk ke pasar dan memasak.

Frozen food sekarang dianggap sebagai "penyelamat" dalam rutinitas harian yang sibuk. Fakta ini dapat menunjukkan bahwa frozen food telah menjadi bagian penting dalam kehidupan modern mereka. Muncul tanya,  apakah berarti mengonsumsi frozen food sering tanda kemalasan, modern atau berhemat?

Sayangnya saat ini pandangan bahwa frozen food adalah pilihan karena malas muncul dari persepsi bahwa makanan beku  pilihan bagi mereka yang tidak mau repot memasak saja. Mitos seperti ini sering menyesatkan.

Tak semua orang yang mengonsumsi frozen food karena malas justru sebaliknya, bagi banyak orang, memilih frozen food sebagai bentuk efisiensi atau penghematan.

Cuma kadang dipandang sebagai kemalasan. Ketika seseorang harus membagi waktunya antara pekerjaan, keluarga, dan kebutuhan pribadi lainnya, frozen food bisa menjadi alat untuk mempermudah hidup, bukan tanda kurangnya usaha. Apalagi anakku yang kos belum faham pasar.

Berdasarkan penelitian oleh Journal of Nutrition Education and Behavior menunjukkan bahwa mereka yang mengandalkan frozen food tetap mampu menjaga pola makan yang seimbang. Makanan beku ini sering kali memiliki porsi yang sudah diatur dan lebih mudah dikontrol. 

Hal ini dapat membantu orang memantau asupan kalori dan gizi mereka secara lebih efisien. Dengan demikian, frozen food tidak selalu berarti kurangnya perhatian terhadap gizi.

Ada pula yang mengatakan bahwa frozen food memiliki kualitas gizi yang lebih rendah dibandingkan makanan segar. Hal ini menjadi salah satu alasan utama mengapa orang ragu untuk mengandalkan frozen food. Namun, kenyataannya, frozen food yang ada saat ini sudah melalui proses pembekuan cepat. Bahkan segera setelah dipanen atau diproduksi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun