Maka ilmu yang diberikan guru akan melimpah. Keluar. Peragakan dengan menambah isi air pada gelas yang sudah penuh. Biarkan air tumpah. Air tumpah inilah ilmu dari guru yang tumpah. Melimpah tak berguna karena anak menutup diri dengan tampilan sudah penuh.
Jadi mindset siswa harus zero atau 0 setiap bertemu guru baru. Kosongkan mindset mereka agar terbuka. Barulah guru bisa mengelola siswa dengan baik. Istilahnya, "Pertemuan pertama begitu menggoda, pertemuan selanjutnya terserah Anda!"
Ketiga, Bangun Mindset Mereka 10 menit pertama
Tanamkan di otak kecil mereka sebuah penawaran persahabatan. Senyumlah kepada mereka. Berlaku adillah kepada mereka. Bangun mindset mereka setiap masuk kelas.
Ceritakan cerita inspiratif yang bisa membuat mereka merasa dihargai. Arahkan mereka untuk mencintai diri sendiri. Beri kata-kata memotivasi. "Saya harus bahagia."; "Saya harus bisa."; "Masa depan saya di tangan saya."
Ajak mereka di sepuluh menit pertama merenung, peristiwa apa yang membuat mereka sedih, senang, atau bahagia. Minta mereka menuliskan di selembar kertas berikut solusi versi mereka. Janjikan bahwa kertas itu boleh mereka simpan, robek, dan pastikan bahwa kita takkan membacanya. Itu rahasia mereka dengan Allah.
Yah, sesekali mereka perlu melampiaskan emosi mereka. Tawarkan konseling berdua bila mereka terlihat tak puas. Mereka kadang butuh teman untuk mencurahkan isi hati mereka. Tetapi kadang mereka tak memiliki teman apalagi orangtua yang siap sedia menerima curhatan mereka.
Berbagai faktor penyebabnya. Yah, bisa faktor ekonomi yang minim, faktor pendidikan yang rendah, atau faktor kesibukan. Berkolaborasilah dengan orang ua mereka, minimal melalui telepon.*
Terima kasih bagi yang sahabat yang mampir. Sehat dan sukses selalu untuk kita. Senyum...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H