Mohon tunggu...
YUSRIANA SIREGAR PAHU
YUSRIANA SIREGAR PAHU Mohon Tunggu... Guru - GURU BAHASA INDONESIA DI MTSN KOTA PADANG PANJANG

Nama : Yusriana, S.Pd, Lahir: Sontang Lama, Pasaman. pada Minggu, 25 Mei 1975, beragama Islam. S1-FKIP UMSB. Hobi: Menulis, membaca, menyanyi, baca puisi, dan memasak.Kategori tulisan paling disukai artikel edukasi, cerpen, puisi, dan Topik Pilihan Kompasiana.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Tips Guru dalam Mengelola Emosi Anak

11 Juli 2023   05:21 Diperbarui: 11 Juli 2023   14:27 407
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Maka ilmu yang diberikan guru akan melimpah. Keluar. Peragakan dengan menambah isi air pada gelas yang sudah penuh. Biarkan air tumpah. Air tumpah inilah ilmu dari guru yang tumpah. Melimpah tak berguna karena anak menutup diri dengan tampilan sudah penuh.

Jadi mindset siswa harus zero atau 0 setiap bertemu guru baru. Kosongkan mindset mereka agar terbuka. Barulah guru bisa mengelola siswa dengan baik. Istilahnya, "Pertemuan pertama begitu menggoda, pertemuan selanjutnya terserah Anda!"

Ketiga, Bangun Mindset Mereka 10 menit pertama

Tanamkan di otak kecil mereka sebuah penawaran persahabatan. Senyumlah kepada mereka. Berlaku adillah kepada mereka. Bangun mindset mereka setiap masuk kelas.

Ceritakan cerita inspiratif yang bisa membuat mereka merasa dihargai. Arahkan mereka untuk mencintai diri sendiri. Beri kata-kata memotivasi. "Saya harus bahagia."; "Saya harus bisa."; "Masa depan saya di tangan saya."

Ajak mereka di sepuluh menit pertama merenung, peristiwa apa yang membuat mereka sedih, senang, atau bahagia. Minta mereka menuliskan di selembar kertas berikut solusi versi mereka. Janjikan bahwa kertas itu boleh mereka simpan, robek, dan pastikan bahwa kita takkan membacanya. Itu rahasia mereka dengan Allah.

Yah, sesekali mereka perlu melampiaskan emosi mereka. Tawarkan konseling berdua bila mereka terlihat tak puas. Mereka kadang butuh teman untuk mencurahkan isi hati mereka. Tetapi kadang mereka tak memiliki teman apalagi orangtua yang siap sedia menerima curhatan mereka.

Berbagai faktor penyebabnya. Yah, bisa faktor ekonomi yang minim, faktor pendidikan yang rendah, atau faktor kesibukan. Berkolaborasilah dengan orang ua mereka, minimal melalui telepon.*

Terima kasih bagi yang sahabat yang mampir. Sehat dan sukses selalu untuk kita. Senyum...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun