Mohon tunggu...
YUSRIANA SIREGAR PAHU
YUSRIANA SIREGAR PAHU Mohon Tunggu... Guru - GURU BAHASA INDONESIA DI MTSN KOTA PADANG PANJANG

Nama : Yusriana, S.Pd, Lahir: Sontang Lama, Pasaman. pada Minggu, 25 Mei 1975, beragama Islam. S1-FKIP UMSB. Hobi: Menulis, membaca, menyanyi, baca puisi, dan memasak.Kategori tulisan paling disukai artikel edukasi, cerpen, puisi, dan Topik Pilihan Kompasiana.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Aku Tak Pernah Minta Dilahirkan

6 Juli 2023   05:13 Diperbarui: 6 Juli 2023   05:39 491
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Via pun sangat banyak orderan di kampus saat ini. Putri tertuanya sibuk kuliah dan magang. Putra satu-satunya pun sibuk di sekolah menengah atasnya. Si bungsu sibuk dengan gedgetnya. Mendam di kamar. Generasi rebah.

"Ma, adek udah kelas VII lo SMP. Mama belum mengajarinya juga melakukan tugas rumah. Ante Yari (sang asisten) tak bisa bantu mama penuh. Kok, mama tak nyuruh adek?" Kritik putranya.

"Bang...." Via menggantung kalimatnya. Ia berhenti berujar. Matanya menerawang pada usianya kelas 1 SMP dulu.

"Via, kamu itu cewek. Ayo cuci piring-piring kotor ini!"

"Via, kamu belum menyapu rumah!"

"Via, kamu belum masak!"

"Via, kamu belum mencuci pakaian kotor!"

"Via, kamar mandi sudah licin!"

"Via, .... Via... Via.... !" Begitu tiap hari teriakan mamanya kala itu. Dari usia belum sekolah hingga usia kelas 1 SMP meneriakinya. Ia tak bisa bermain seperti teman-temannya. Bila ia main, adiknya akan datang memanggil karena disuruh mamanya.

Hingga suatu pagi, ia melakukan kesalahan. Ia melontarkan kalimat protes, " Aku tak pernah minta dilahirkan!"

Via merasa hangat pada dua matanya. Ia mengerjab. Buliran bening itu bergulir di pipinya. Ia biarkan saja putranya melihatnya menangis. Bila ingat masa itu, ia akan menangis. Menyesal tentunya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun