Samber THR, Samber 2023, H-24. Menu kita bakso.
Bakso Yanto salah satu tempat nangkring menikmati nikmatnya bakso di Nusantara kita. Tepatnya di Pasaman.
Kemarin suami saya ke kampung. Sendirian saja muter-muter dari Pasaman Barat ke Pasaman Timur. Sempat mampir di salah satu langganan kani beli Bakso. Namanya bakso mas Yanto.
Kok dikasih nama bakso Yanto? Saya juga kurang tahu. Bila mampir pun segan mo beetanya. Soalnya yang jualan kalem-kalem. Jadi rada segan dah buat nanya.
Tiap daerah di Nusantara memang selalu ada khas tempat ngebakso. Di Padang Panjang, bakso Amin. Di tempat lain pun demikan. Di Bukittinggi bakso belakang tembok, di Padang bakso pondok.
Darimana sih asal bakso? Kok melegendaris bangat ya?
Bila kita telusuri asal-muasal bakso, makanan dengan proses pembuatan dan bentuk yang serupa dengan bakso zaman sekarang, ternyata  sudah ada sejak lama.Â
Salah satunya buku resep bangsa Romawi berjudul Apicius, sekitar abad ke-5 sudah mencatat banyak resep membuat daging berbentuk bola seperti bakso.
Ya ternyata setiap bangsa, memiliki resep olahan daging bulat tersendiri. Bahan dasar untuk membuat bakso, masing-masing punya perbedaan. Baik dari bahan daging, campurannya, proses pengolahan, hingga cara penyajiannya. Mirip tapi tak sama.
Wikipedia pun bahkan sudah mencatat, ada lebih dari 40 negara yang memiliki resep khas untuk makanan beraroma dan khas kenyal itu.
Antar negara pun punya nama yang berbeda untuk menyebut makanan ini di daerahnya. Padahal intinya, semuanya sama-sama berupa makanan berbahan daging yang diolah dan dibentuk menjadi berbentuk bola.
Unthk kita Indonesia, orang menyebut daging berwujud bola atau kelereng dengan sebutan ‘bakso’. Kita perlu tahu, istilah bakso ini bukan dari Indonesia lho, ternyata. Padahal dikira dari Jawa.
Istilah bakso ternyata berasal dari bahasa Hokkien. Hokkien salah satu rumpun bahasa yang ada di Tiongkok. Bahasa utama penduduk Fujian. Kok namanya bakso? Bakso berasal dari kata ‘bak’ artinya daging, sedang ‘so’ dalam bahasa Hokkien artinya kuah. Jadi, daging berkuah, dong.
Nama bakso itu bermula sejak abad 17. Seorang warga Fuzhou (Daerah di Provinsi Fujian) yang bernama Meng Bo memiliki ide membuat makanan untuk sang ibu yang sakit.Â
Bosan bikin bubur. Maka MengBo mengolah daging, ia buatlah dari daging cincang halus. Direbus lalu ia sajikan dengan kuah seperti sup. Ternyata lezat. Kelezatan ini dan resep bakso bikinan Meng Bo cepat populer ke seantero Tiongkok.
Sejak itulah, lambat laun, masakan bakso Meng Bo akhirnya sampai di Indonesia. Orang yang suka sup mengenalkannya. Ia imigran asal Tiongkok. Ia tinggal di berbagai wilayah Nusantara. Keren Meng Bo ya.
Meskipun berkuah, terjadi penyesuaian pada bakso. Di negeri asalnya sana, daging yang digunakan dari daging babi. Sedang  Indonesia berpenduduk mayoritas Muslimpun berinovasi. Bahannya menggunakan daging sapi, ikan, dan lainnya.
Kalau saya dan keluarga paling doyan daging ayam. Daging sapi mahal soalnya. He he he.
Meski penggunaan bahan daging  yang berbeda, tapi tak ngaruh pada kelezatannya. Cocok aja. Buktinya, kini bakso menjadi salah satu makanan paling populer di Indonesia.Â
Semalam saya juga bikin gulai bakso ayam dan tahu isi bakso ayam. Â Cuma buat dua kali makan. Sebab anak-anak banget doyannya.
Wah, tak disangka ya, ceritanya, makanan bakso sudah tercatat di buku resep Romawi sejak lama. Bakso berkuah yang kita sering makan sekarang, itu berakar dari Tiongkok.
Macam-macam tampilan bakso. Ada bakso beranak, bakso rudal, bakso panggang, kreatifitifas kita menampilkan berbagai jenis bakso emang keren. Sudah tersebar di seluruh negeri dan mendapatkan banyak sentuhan khas sesuai pelanggannya.
Ada bakso sapi, bakso ikan, bakso ayam, dan bakso dari berbagai campuran daging. Ada pula yang berkuah, ada bening seperti bakso solo, ada pula yang penuh lemak seperti bakso malang. Ini favorit si sulung ini.
Isian bakso pun beragam. Isi telur, urat, daging cincang, keju, atau cabe. Belakangan yang  populer ada bakso di dalam bakso dan populer dengan nama 'bakso beranak.'
Gizi bakso ada tak ya? Menurut Standardisasi Nasional Indonesia-SNI 01-3818-2014 bakso memiliki kandungan kadar air 70%, kandungan lemak maksimum 10%, kandungan protein minimum 11%, kadar abu maksimum 3% dan tanpa bahan pengawet dalam produknya. Berarti sehat.
variasi bakso yang kini banyak dijual, yakni bakso goreng (90 kkal), bakso ikan (107 kkal) dan bakso aci (218 kkal).
Bakso berkuah paling nikmat diberi irisan tahu goreng, kerupuk balado, dan kacang GDR. Mau nyoba. Silahkan ke Sumbar ya. Duh, segar-segar pastinya. Kerupuk balado plus tahu goreng. Ditunggu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H