Wikipedia pun bahkan sudah mencatat, ada lebih dari 40 negara yang memiliki resep khas untuk makanan beraroma dan khas kenyal itu.
Antar negara pun punya nama yang berbeda untuk menyebut makanan ini di daerahnya. Padahal intinya, semuanya sama-sama berupa makanan berbahan daging yang diolah dan dibentuk menjadi berbentuk bola.
Unthk kita Indonesia, orang menyebut daging berwujud bola atau kelereng dengan sebutan ‘bakso’. Kita perlu tahu, istilah bakso ini bukan dari Indonesia lho, ternyata. Padahal dikira dari Jawa.
Istilah bakso ternyata berasal dari bahasa Hokkien. Hokkien salah satu rumpun bahasa yang ada di Tiongkok. Bahasa utama penduduk Fujian. Kok namanya bakso? Bakso berasal dari kata ‘bak’ artinya daging, sedang ‘so’ dalam bahasa Hokkien artinya kuah. Jadi, daging berkuah, dong.
Nama bakso itu bermula sejak abad 17. Seorang warga Fuzhou (Daerah di Provinsi Fujian) yang bernama Meng Bo memiliki ide membuat makanan untuk sang ibu yang sakit.Â
Bosan bikin bubur. Maka MengBo mengolah daging, ia buatlah dari daging cincang halus. Direbus lalu ia sajikan dengan kuah seperti sup. Ternyata lezat. Kelezatan ini dan resep bakso bikinan Meng Bo cepat populer ke seantero Tiongkok.
Sejak itulah, lambat laun, masakan bakso Meng Bo akhirnya sampai di Indonesia. Orang yang suka sup mengenalkannya. Ia imigran asal Tiongkok. Ia tinggal di berbagai wilayah Nusantara. Keren Meng Bo ya.
Meskipun berkuah, terjadi penyesuaian pada bakso. Di negeri asalnya sana, daging yang digunakan dari daging babi. Sedang  Indonesia berpenduduk mayoritas Muslimpun berinovasi. Bahannya menggunakan daging sapi, ikan, dan lainnya.
Kalau saya dan keluarga paling doyan daging ayam. Daging sapi mahal soalnya. He he he.
Meski penggunaan bahan daging  yang berbeda, tapi tak ngaruh pada kelezatannya. Cocok aja. Buktinya, kini bakso menjadi salah satu makanan paling populer di Indonesia.Â
Semalam saya juga bikin gulai bakso ayam dan tahu isi bakso ayam. Â Cuma buat dua kali makan. Sebab anak-anak banget doyannya.