Minggu terakhir Ramadhan, anak-anak mulai menyalurkan hobi masak mereka. Tiap hari ada saja kue yang dibuat. Bikin kue bawang, stik keju, semprit, kue mentega, kembang loyang, kuping gajah, hingga nanti di hari terakhir Ramadhan masak gulai rendang Padang, galamai aru yang dimasak di kuali besar sekali.
Lanjut bikin lemang puluik, lemang beras, dan kue gadang atau kue bolu. Sekarang disebut brownies ya. Kecil-kecil kita sudah diarahkan hobi masak kue. Semua kudapan di atas hanya bisa dikupas di Ramadhan ini. Kami bisa menikmati semua itu, hanya sekali setahun.
Keenam, Berburu Baju Lebaran
Bagi yang hobi shoping, berburu baju lebaran pun menjadi pilihan. Baju lebaran diburu. Mulai dari outfit tarawih, outfit shalat Idul Fitri, outfit ke rumah mertua, hingga outfit H1, H2, dan H3.
Wih bisa menghabiskan uang berjuta-juta buat beli baju lebaran ini. Kontrol diri sangat penting. Bisa-bisa menangis darah nanti usai lebaran karena banyaknya tagihan untuk baju lebaran dan kue lebaran.
Soal ini saya angkat tangan. Saya tak bisa ikut-ikutan. Mending hemat. Soalnya usai lebaran biasanya pengeluaran besar. Banyak yang menikah. Satu amplop minimal 50 rb lho.
Ketujuh, Berburu THR
Dulu, kita hobi berburu THR. Duh, sekarang negara memberi THR tapi tanggungan untuk diberi THR semakin banyak saja. Duh, ngilu gigi saya membayangkan pulang ke kampung. Kebayang banyaknya yang nungguin THR. Apalagi saya anak teetua. Semoga dimudahkan Allah rezeki mereka semua di masa sulit ini.
Ada seorang kakak sepupu saya bilang. Bekerja agar tak menjadi pengemis. Ekstrim memang. Yah kecendrungan keluarga kami memang banyak kurang mampu. Jadi meminta menurutnya sama dengan mengemis.
Dalam Islam memang disampaikan tangan di atas lebih baik daripada tangan di bawah.
Ustadz Yazid bin ‘Abdul Qadir Jawas حفظه الله