Mohon tunggu...
YUSRIANA SIREGAR PAHU
YUSRIANA SIREGAR PAHU Mohon Tunggu... Guru - GURU BAHASA INDONESIA DI MTSN KOTA PADANG PANJANG

Nama : Yusriana, S.Pd, Lahir: Sontang Lama, Pasaman. pada Minggu, 25 Mei 1975, beragama Islam. S1-FKIP UMSB. Hobi: Menulis, membaca, menyanyi, baca puisi, dan memasak.Kategori tulisan paling disukai artikel edukasi, cerpen, puisi, dan Topik Pilihan Kompasiana.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Larangan Impor Pakain Bekas: Biarlah Memakai Baju 3 Seratus Ribu Asal Baru daripada Memakai Baju Bekas Impor

21 Maret 2023   06:29 Diperbarui: 21 Maret 2023   07:23 523
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Zulhas berharap kepada masyarakat agar sadar akan bahaya menggunakan pakaian bekas. Kita juga diharap agar menghargai brand fashion lokal untuk mendukung  UMKM  di negara kita sehingga dapat membantu perekonomian Indonesia lebih baik.

Agar masyarakat Indonesia menghindari pemikiran  budaya thrifting, Zulkifli Hasan, selaku Menteri Perdagangan, berupaya membatasi pergerakan masuknya barang-barang impor. Budaya 'Biarlah 3 Seratus Ribu Asal Baru daripada Memakai Barang Thrifting' memang perlu digalakkan.

Untuk meningkatkan kesadaran masyarakat "Biarlah 3 Seratus Ribu Asal Baru daripada Memakai Barang Thrifting' dan selalu mencintai produk-produk lokal memang perlahan disosialisasikan.

UMKM pun perlu memproduksi barang dalam negeri melalui cara perkembangan inovasi dan kreativitas agar menarik minat masyarakat sehingga tak lagi menggandrungi atau memilih produk pakaian impor. Harga pun tentu tanggung jawab pemerintah.

Kenangan Berburu Isi Saku Pakaian Bekas

Kebiasaan warga senang gratisan, instan, dan menggiurkan ada lho pada kenangan berburu barang bekas. Misi pedagang barang bekas ada terselubung. Konon teman saya dan beberapa penjual pakaian bekas mengaku mereka mendapat bonus barang dalam saku baju bekas impor itu.

Teman saya dapat jam tangan di saku baju dan pedagang ada pula dapat perhiasan dan uang dolar. Inilah sisi unik mereka ketagihan menggeledah baju-baju bekas itu. Sempat menjadi rutinitas bagi mereka bila ada baju bekas masuk pasar. " Ada barang baru pagi ini! Buruan ke pasar!"

He he he. Saya suka geli melihat kurenah mereka. Seiring waktu, para penjual baju bekas impor itu pun mulai cerdik. Mereka geledah dulu satu per satu barang dagangannya barulah dilempar ke pasar. Sejak itu baju bekas pun kurang populer lagi di kota kami.

Kemudian di pertengahan 2022 lalu buming lagi. Tapi khusus baju-baju dingin panjang. Tapi hanya beberapa yang berburu. Prinsip, Biarlah 3 Seratus Ribu Asal Baru daripada Memakai Barang Thrifting mulai merasuki masyarakat demi kesehatan, katanya. Good job, teman. Good decision.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun