Medical check up merupakan rangkaian pemeriksaan oleh pihak Rumah Sakit dan dilakukan untuk mengetahui status kesehatan seseorang secara menyeluruh. Diistilahkan dengan check lengkap.
Medical check up merupakan pemeriksaan yang  dianjurkan dilakukan setidaknya satu kali dalam setahun, guna mengantisipasi masalah kesehatan seseorang lebih serius. Biasanya dilakukan untuk keperluan administrasi ASN (Aparatur Sipil Negara)
Aparatur Sipil Negara merupakan istilah yang diberikan untuk kelompok profesi pegawai-pegawai yang bekerja pada instansi pemerintah baik di tingkat pusat hingga daerah. Wikipedia.
Medical check up menjadi dilema pada sebagian masyarakat kita. Mereka kurang memiliki edukasi akan medical check up sehingga penyakit yang menyinggahi kadang kala sudah parah. Ada dua sebab masyarakat tak mau mengedukasi medical check up.
Pertama, Mahal
Masyarakat belum memiliki pengetahuan bahwa medical check up perlu dilakukan minimal satu kali setahun. Mereka cendrung menganggap medical check up mahal. Padahal tidak. Â Mereka bisa memanfaatkan BPJS dan medical check up di puskesmas atau dokter sesuai kartu BPJS.
Kedua, Takut
Masyarakat takut medichal check up mengabarkan hasil yang kurang baik. "Untuk apa check, makin dicheck, makin banyak penyakit yang ketahuan."
Begitulah edukasi masyarakat kita atas medical check up, mereka mengira mahal dan menakutkan. Juga segelintir malas antri dan lebih parah lagi sebagian masyarakat kita masih mengira perawat rumah sakit atau puskesmas masih suka berlaku kasar kepada pasien.
Motto masyarakat 'Lebih baik menghindari rumah sakit dan sejenisnya' masih tinggi. Memang, tak bisa dipungkiri banyak dari kita mengalami perlakuan kasar perawat. Seperti anak saya pernah medical check up mata pada dokter sepesialis mata di rumah sakit swasta baru-baru ini.Â
Saya bertanya kepada perawatnya, "Apakah dokter... sudah mulai praktek, Dek?"
Dengan ketus, perawat menjawab, " Sudah mau tutup lagi!" Sementara pasien yang menunggu masih berjubel. He he he. Apalagi bila kalimat ini diucap dalam bahasa daerah di Padang Panjang akan semakin kasar. " Lak ka tutuik, lho lai!" Sabar. Bisik saya dalam hati.
Duh, padahal ujungnya, saya bayar total 300 ribu lho. Bukan memakai jasa kartu kesehatan karena anak saya tak punya kartu BPJS. Inilah fenomena masyarakat malas berurusan dengan petugas kesehatan. Kasar.
Bila Medical Check Up dilakukan secara rutin dapat membantu mengevaluasi kondisi kesehatan dan membantu mendiagnosis potensi masalah kesehatan yang mungkin muncul secara dini. Sesuai dengan sifatnya yang penting, medical check up bertujuan:
- Menentukan kemungkinan penyakit seseorang, sehingga dapat diobati atau dirawat lebih awal.
- Mengelompokkan masalah apa pun yang mungkin menjadi masalah medis seseorang di masa depan.
- Melakukan imunisasi yang diperlukan sesuai keluhan seseorang.
- Mendeteksi setiap perubahan pada kesehatan fisik seseorang.
- Menetapkan apakah tes lebih lanjut yang dibutuhkan seseorang.
- Pemeriksaan awal sebelum operasi atau prosedur pengobatan medis lain pada seseorang.
Medical Check Up perlu Dirutinkan
Kita perlu memiliki agenda rutin untuk melakukan medical check up. Minimal 1 tahun sekali. Tes yang dilakukan sesuai keluhan. Biaya  yang dikeluarkan untuk sekali pemeriksaan pun taklah mahal. Malah bisa dengan BPJS.
Medical check up berfungsi untuk mendeteksi potensi awal penyakit seseorang. Tindakan ini diwajibkan secara rutin oleh tempat kerja kepada pegawainya, sebagai bentuk tindakan antisipatif.
Sayangnya, walau memiliki banyak tujuan, tak semua orang merasa perlu melakukan medical check up. Mengenai dilema ini karena kesibukan, cerita saya di atas, trauma, takut, dan merasa tak ada keluhan. Bagaimana cara meyakinkan orang lain yang merasa enggan mengecek kesehatan karena merasa tidak perlu?
Ini kiat yang bisa kita terapkan ke orangtua agar mau medical check up.
Pertama, ajak dengan lembut dan penuh kasih sayang orangtua kita
Berikan pengertian kepada orangtua, jangan memaksa orangtua untuk melakukan medical check up, tapi cobalah membicarakan pentingnya melakukan medical check up secara teratur agar hidup berkualitas.Â
Kedua, jelaskan manfaat medical check up.Â
Kita tunjukkan kepada orangtua bahwa melakukan medical check up dapat membantu mendeteksi kesehatan sedini mungkin dan mencegah terjadi penyakit lebih serius.
Ketiga, pilih dokter atau tempat pemeriksaan terpercaya.
Cari referensi dari teman atau keluarga tentang dokter atau tempat pemeriksaan yang tepat dan terpercaya. Pilih tempat yang nyaman dan dokter yang ramah agar orangtua tenang dan nyaman untuk melakukan medical check up.
Keempat, temani orangtua untuk melakukan medical check upÂ
Dengan menemani orangtua medical check up, orangtua akan merasa  termotivasi dan merasa nyaman. Kita juga bisa menjadi pendamping untuk memberikan dukungan dan semangat kepada orangtua selama proses medical check up.
Kelima, sampaikan kepada orangtua bahwa medical check up bukan hanya untuk diri mereka sendiri
Orangtua perlu dimotivasi bahwa medical check up bukan untuk orang tua saja, tetapi juga untuk keluarga dan orang-orang terdekat yang mereka sayangi. Â Sebab medical salah satu upaya menjaga kesehatan dan mencegah terjadinya penyakit. Hal itu akan membantu menjaga kestabilan keluarga. Bila orangtua sehat akan memberikan ketenangan bagi anggota keluarga.
Keenam, jelaskan mengenai biaya dan manfaat yang didapatkan
Biaya medical check up ditanggung BPJS. Jelaskan mengenai manfaat yang akan diperoleh melakukan medical check up. Fasilitas kesehatan yang memberikan layanan medical check up dengan harga yang terjangkau juga ditanggung BPJS.
Ketujuh, beri waktu untuk orangtua mempertimbangkan.
Ketika mengajak medical check up, jangan paksa atau desak orangtua untuk segera melakukan medical check up. Bujuk dengan lembut. Berikan waktu mereka untuk mempertimbangkan dan membuat keputusan. Sebab mendengar hasil medical kadang membuat takut.
Padahal, melakukan medical check up tak perlu takut. Setiap penyakit pasti ada obatnya. Maka yakinlah melakukan pemeriksaan. Seperti medical check up tensi, kolesterol, asam urat, dan penyakit lain perlu diwaspadai.
Ingat, mencegah lebih baik daripada mengobati. Bila kita tahu kondisi tensi kita, kita bisa mengatur pola makan sehat guna menyetabilkan tensi. Begitu juga penyakit lain. Usai check up kita akan dirujuk ke dokter yang sesuai keluhan kita.
Bila berhungan dengan pola makan dan gizi, kita pun bakal dirujuk ke pakar atau ahli gizi.
BPJS Kesehatan pun dapat menjamin biaya medical check up, syarat medical check up dilakukan berdasarkan indikasi medis yang jelas dari dokter dan sebagai bentuk penanganan penyakit yang diderita oleh kita selaku peserta.
Biasanya kita lapor dulu kepada dokter rujukan sesuai tertera di kartu. Kemudian dokter pertama mengecheck kita. Bila cukup di fase 1 ini saja sudah. Tapi bila butuh penanganan lanjut akan diberi rujukan. Mudah dan praktis.
Dokter-dokter pun ramah. Yah, mereka ramah kok. Beda sama perawatnya. Makanya, cuekin aja si perawat. Bukankah yang menetapkan A dan B dokter? Kadang privilese dalam berurusan dengan pihak rumah sakit dan puskesmas juga penting, lho. He he he.
Sebagaimana terjemahan hadist berikut,Â
"Telah menceritakan kepada kami Harun bin Ma'ruf dan Abu Ath Thahir serta Ahmad bin 'Isa, Â mereka berkata; Telah menceritakan kepada kami Ibnu Wahb; Telah mengabarkan kepadaku 'Amru, yaitu Ibnu al-Harits dari 'Abdu Rabbih bin Sa'id dari Abu Az Zubair dari Jabir dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda:
"Setiap penyakit ada obatnya. Apabila ditemukan obat yang tepat untuk suatu penyakit, akan sembuhlah penyakit itu dengan izin Allah 'azza wajalla." (HR Muslim)."
Semangat medical check up!
Saya pertama melakukan medical check up pada tahun 2007. Kala itu kami melakukan medical untuk keperluan pemberkasan CPNS. Ya, semua dicek. Ketika memperoleh hasil tes, pada umumnya masalah kami dengan rekan kerja, terkait pola makan salah, kolesterol saja.
Saya pribadi harus mengulang dua kali ke Rumah Sakit untuk check kolesterol kala itu karena tinggi. Seminggu rutin saya meninggalkan larangan dokter memakan goreng-gorengan dan harus banyak makan sayur dan buah. Kebiasaan itu hingga normal kembali kolesterol saya.
Kadar kolesterol normal wanita usia 20 tahun ke atas 125-200 mg/dL dengan jumlah LDL dibawah 100 mg/dL dan HDL di atas 40 mg/dL. Dikatakan kolesterol tinggi jika kadar dalam darah mencapai lebih dari 239 mg/dL. Saya waktu itu 300 mg/dL lebih. He he he.
Yah, lumayan susahlah untuk menurunkan kala itu karena saya sibuk sehingga jarang berolah raga. Namun, dengan mengetahui status kesehatan usai medical check up sangat senang.
Kita pun kemungkinan menderita penyakit bisa terdeteksi cepat menjadi sangat penting. Penyakit bisa kita ketahui dengan menjalani medical check up secara rutin. Lantas, medical check up-nya, seperti apa?  Jenis pemeriksaan yang  dapat kita pilih sesuai kebutuhan adakah?
Lansia atau Lanjut Usia, orang yang memiliki indikasi atau faktor risiko penyakit tertentu, medical check up sangat penting lho. Namun, bagi orang yang sehat seperti kita juga tetap perlu menjalani medical. Minimal sekali setahun.
Jenis pemeriksaan yang perlu kita lakukan biasanya disesuaikan dengan kebutuhan kita. Apa keluhan kita. Percayalah bahwa medical check up dapat membantu menentukan status kesehatan secara menyeluruh.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H