Ketika mengajak medical check up, jangan paksa atau desak orangtua untuk segera melakukan medical check up. Bujuk dengan lembut. Berikan waktu mereka untuk mempertimbangkan dan membuat keputusan. Sebab mendengar hasil medical kadang membuat takut.
Padahal, melakukan medical check up tak perlu takut. Setiap penyakit pasti ada obatnya. Maka yakinlah melakukan pemeriksaan. Seperti medical check up tensi, kolesterol, asam urat, dan penyakit lain perlu diwaspadai.
Ingat, mencegah lebih baik daripada mengobati. Bila kita tahu kondisi tensi kita, kita bisa mengatur pola makan sehat guna menyetabilkan tensi. Begitu juga penyakit lain. Usai check up kita akan dirujuk ke dokter yang sesuai keluhan kita.
Bila berhungan dengan pola makan dan gizi, kita pun bakal dirujuk ke pakar atau ahli gizi.
BPJS Kesehatan pun dapat menjamin biaya medical check up, syarat medical check up dilakukan berdasarkan indikasi medis yang jelas dari dokter dan sebagai bentuk penanganan penyakit yang diderita oleh kita selaku peserta.
Biasanya kita lapor dulu kepada dokter rujukan sesuai tertera di kartu. Kemudian dokter pertama mengecheck kita. Bila cukup di fase 1 ini saja sudah. Tapi bila butuh penanganan lanjut akan diberi rujukan. Mudah dan praktis.
Dokter-dokter pun ramah. Yah, mereka ramah kok. Beda sama perawatnya. Makanya, cuekin aja si perawat. Bukankah yang menetapkan A dan B dokter? Kadang privilese dalam berurusan dengan pihak rumah sakit dan puskesmas juga penting, lho. He he he.
Sebagaimana terjemahan hadist berikut,Â
"Telah menceritakan kepada kami Harun bin Ma'ruf dan Abu Ath Thahir serta Ahmad bin 'Isa, Â mereka berkata; Telah menceritakan kepada kami Ibnu Wahb; Telah mengabarkan kepadaku 'Amru, yaitu Ibnu al-Harits dari 'Abdu Rabbih bin Sa'id dari Abu Az Zubair dari Jabir dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda:
"Setiap penyakit ada obatnya. Apabila ditemukan obat yang tepat untuk suatu penyakit, akan sembuhlah penyakit itu dengan izin Allah 'azza wajalla." (HR Muslim)."
Semangat medical check up!