Mohon tunggu...
YUSRIANA SIREGAR PAHU
YUSRIANA SIREGAR PAHU Mohon Tunggu... Guru - GURU BAHASA INDONESIA DI MTSN KOTA PADANG PANJANG

Nama : Yusriana, S.Pd, Lahir: Sontang Lama, Pasaman. pada Minggu, 25 Mei 1975, beragama Islam. S1-FKIP UMSB. Hobi: Menulis, membaca, menyanyi, baca puisi, dan memasak.Kategori tulisan paling disukai artikel edukasi, cerpen, puisi, dan Topik Pilihan Kompasiana.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen: Pertemuan Cinta Segitiga antara Pram, Ayunda, Arina, dan Cindy (Tinuk) di Halaman Pesantren

24 Februari 2023   11:00 Diperbarui: 24 Februari 2023   18:11 470
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto by The Asian Parent

"Arina!" Jangan lari-lari sayang.." Gadis itu berlari manakala bocil bernama Arina sudah ia dapati jauh dari jangkauannya. Bocah cilik berumur 19 bulan itu memang sedang gemar-gemarnya berlari.

Gadis itu menangkapnya. "Happp. Dapat!" Teriaknya riang. Ia menggelitik bocil perempuan dalam gendongannya. Kemudian berkali-kali ia mencium pipi gembul gadis cilik itu. Ia gelitik lalu ia cium. Ketika bocil itu tertawa, wangi khas mulut bayi menguar.

Wangi itu membuatnya ketagihan memancing bocil itu untuk tertawa. Iapun ikut terkikik bersama gadis cilik di pangkuannya. Bocil itu tiba-tiba berontak. Ia minta dilepas. 

Gadis mungil itupun berlari-lari kecil lagi dengan kaki mungilnya.  Gadis itu ingin mengejar, "Nyiiiiitttttt, " perhatiannya beralih ke samping. Ada mobil colt diesel berhenti. Ia melirik pintu mobil. Sayangnya gelap. Kacanya memakai reben.

Pintu mobil terkuak. Gadis itu menganga. Jantungnya berdegub kencang. Darahnya berdesir. Dag dig dug. Bertalu-talu. Tanpa ia sadari mulutnya menganga dan matanya membeliak.

"Pram!"

"Ayunda!"

Mereka sama-sama memanggil dan terpana. 'Kok ada Pram di pesantren? Apa Pram pemasok ayam dan telor ke dapur asrama?'

"Anakmu, Yun?" Tanya Pram melirik si bocil.

"Duh, Pram, gara-gara kamu, Arin duduk di lantai lapangan. Tuh, mulutnya kotor. Pasti ia nyobain pasir." Ayunda berlari menuju bocil itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun