Mohon tunggu...
YUSRIANA SIREGAR PAHU
YUSRIANA SIREGAR PAHU Mohon Tunggu... Guru - GURU BAHASA INDONESIA DI MTSN KOTA PADANG PANJANG

Nama : Yusriana, S.Pd, Lahir: Sontang Lama, Pasaman. pada Minggu, 25 Mei 1975, beragama Islam. S1-FKIP UMSB. Hobi: Menulis, membaca, menyanyi, baca puisi, dan memasak.Kategori tulisan paling disukai artikel edukasi, cerpen, puisi, dan Topik Pilihan Kompasiana.

Selanjutnya

Tutup

Hukum Artikel Utama

Sistem Peradilan Anak, Cukup dengan Diversi dan Restoratif Justice Saja?

30 Januari 2023   10:16 Diperbarui: 5 November 2023   19:53 1036
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi peradilan. (sumber: shutterstock via kompas.com) 

Apakah kejadian pengeroyokan di Lampung itu masih bisa kita anggap sebagai "kenakalan" remaja? Apa dan adakah batasan antara kenakalan dengan kriminal?

Demikian pula beberapa waktu lalu, ada dua remaja usia 17 dan 14 tahun,  nekad ingin menjual organ tubuh bocah berusia 11 tahun. Mereka membunuhnya.

Ada pula seorang anak perempuan yang duduk di bangku TK, dicabuli tiga anak SD. Duh, akibat kejadian ini, korban mengalami trauma. Ia enggan ke sekolah dan keluar rumah untuk sekedar bermain. Betapa malu dan malangnya anak TK itu. Saya saja yang bukan ibunya, ketika menulis ini meneteskan air mata.

Bila hanya Diversi dan Restoratif Justice yang kita pakai menangani ini, tentu akan banyak lagi kejadian-kejadian serupa dengan kasus yang berbeda yang lebih nahas lagi yang akan terjadi. Sayangnya, di antara kita tak tahu mesti harus berbuat apa. Undang-Undangpun mandul tak bisa diterapkan.

Saya masih ingat, ketika saya memproses murid saya. 12 orang mereka cabut dari asrama sekolah. Namun, di antara 12 orang itu tak ada anak bernama Zehal.

Zehal ini terkenal paling badung di antara siswa di sekolah. Lalu saya tanya mereka. Mengapa Zehal tak ikut cabut? Mereka menjawab dengan cerdas, " Zehal tak boleh cabut lagi, Bu?" Jawab mereka.

"Mengapa?" tanya saya.

"Jika Zehal, cabut, buldozer, dan tank perang yang akan menjemputnya ke pasar, Bu!" kata mereka.

"Maksudmu, dia sudah mencapai batas poin?" tanya saya.

"Benar, Bu. Sekali lagi saja Zahel cabut atau melanggar di asrama, maka ia akan dikeluarkan." Jawab mereka.

Demikian cerdas mereka menyiasati kenakalan mereka. Mereka lindungi teman mereka yang ada pada posisi terancam itu. Nasib di ujung tanduk.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun