Keenam, Kebiasaan meminum air putih di pagi hari
Ini sih terapi saya. Sudah berpuluh tahun saya mencobai ini. Bahkan saya tak pernah dulu sarapan. Hanya terapi air putih. Ternyata belum memadai, teman. Tetap didampingi sarapan meski porsi kecil.
7 sendok makan nasi, 3 sendok makan sayur berserat, 3 potong buah. Tambah satu potong dada ayam misalnya. Biasanya saya minum air putih, setengah jam sebelum dan sesudah makan agar tak begah. Konon bisa juga untuk menjaga kesehatan ginjal kita.
Jika kita tak meminum air putih bisa dehidrasi. Dehidrasi sangat membahayakan ginjal kita. Cadangan cairan dalam tubuh sangat penting. Apa lagi jika sudah lanjut usia. Sebab itu, biasakan mengonsumsi air putih yang cukup.
Hal itu pernah menimpa mama saya. Awal mama saya dulu mengalami kerusakan ginjal karena dehidrasi. Beliau lebih memilih banyak tidur daripada banyak gerak dan mengonsumsi air putih. Akhirnya, sakit ginjal. Langsung stadium 4 atau 5 ya, lupa saya.
Cuci darah pun tak bisa menolong beliau lagi. Tiap hari mengeluh punggung dan pinggang sakit. Buang air kecil, perih. Jangan terulang lagi kepada kita. Yuk, minum air putih.
Oke. Sekarang mari kita telusuri beberapa mitos pola penurunan berat badan keliru yang justru dapat memicu kenaikan berat badan ini:
1. Melewatkan sarapan dengan mengganti meminum kopi juga bukan pilihan.
Itu tak tepat untuk menurunkan berat badan. Kopi memang dapat menekan rasa lapar tapi, itu hanya sementara waktu. Akhirnya, kita akan merasa kelaparan dan sulit mengontrol porsi makan di sisa hari itu.
2. Mengganti sarapan dengan protein barÂ
Produk protein bar mengandung cokelat dan selai kacang. Ini banyak kalori serta karbohidratnya. Protein dan karbohidratnya pun melebihi permen. Akibatnya menghambat penurunan berat badan dan tentu berat badan kita nambah.