Mohon tunggu...
YUSRIANA SIREGAR PAHU
YUSRIANA SIREGAR PAHU Mohon Tunggu... Guru - GURU BAHASA INDONESIA DI MTSN KOTA PADANG PANJANG

Nama : Yusriana, S.Pd, Lahir: Sontang Lama, Pasaman. pada Minggu, 25 Mei 1975, beragama Islam. S1-FKIP UMSB. Hobi: Menulis, membaca, menyanyi, baca puisi, dan memasak.Kategori tulisan paling disukai artikel edukasi, cerpen, puisi, dan Topik Pilihan Kompasiana.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen: Nasib Rumah Tangga Prima Saudara Kembar Pram

26 Januari 2023   22:58 Diperbarui: 26 Januari 2023   23:15 294
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aku dan Pram cuma bisa bertukar pandang. Debar jantung dan helaan nafas kami cukup menggambarkan rasa takut dan cemas. Kami tak sekufu dan tak sejalan. Bias suka perlahan muncul dan perlahan pula disirnakan. Aku takut Ayah.

Namun, kala itu berbeda dengan Prima. Cinta monyet sedang bermusim dan bersemi. Hati dan pikiran Prima seolah hanya berpusat kepada Bang Armen. Tak ada di antara kami yang ia percayai lagi selain Bang Armen. Sekalipun Ayahku, tulangnya dan menasihatinya.

Nampak wajah Prima cemberut, kata Ayah. Bahkan seterusnya, tak mau menyapa tetua yang menasihatinya. Hingga ia mengemasi semua baju dan alat-alat kesehariannya. Dari sekolah mereka kawin lari. Dinikahkan di Lampung.

Sekarang pupus sudah impian Prima. Impian indah yang ia sematkan di bahu suaminya yang kekar. Impian sudah menepi. Menepi bukan karena sukses. Tapi perahu pecah terhempaskan ombak ke karang terjal, bernama bui.

Bang Armen sekarang di bui. Kalah judi mnghabisi lawan main judinya. Berakhir sudah masa depannya. Namun untuk Prima hidup belum berakhir.

Dua anak kembarnya Rana dan Rani menunggu kedewasaan Prima. Mengasuh, membimbing, menawarkan kehidupan, dan warna cinta seorang ibu untuk kedua putrinya.

Nasi sudah jadi bubur. Meski nasib rumah tangga Prima Saudara kembar Pram sudah berakhir sementara, tapi dua bocil kembar itu butuh kelanjutan hidup dan masa depan. Semoga nasib mereka berdua beda dari mama papanya. Sukses.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun