Mohon tunggu...
YUSRIANA SIREGAR PAHU
YUSRIANA SIREGAR PAHU Mohon Tunggu... Guru - GURU BAHASA INDONESIA DI MTSN KOTA PADANG PANJANG

Nama : Yusriana, S.Pd, Lahir: Sontang Lama, Pasaman. pada Minggu, 25 Mei 1975, beragama Islam. S1-FKIP UMSB. Hobi: Menulis, membaca, menyanyi, baca puisi, dan memasak.Kategori tulisan paling disukai artikel edukasi, cerpen, puisi, dan Topik Pilihan Kompasiana.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Berakhirnya Pernikahan Pram dan Novella

22 Januari 2023   18:34 Diperbarui: 22 Januari 2023   18:36 569
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Padahal uang itu milik bos Pram yang di Sidempuan, Yun. Uang itu rencananya malam ini di antar ke Payakumbuh. 500 juta untuk melunasi telur ayam ras dan 500 juta lagi untuk melunasi bon jeruk si bos di Batu Sangkar." Wajah Mak pias. 

Mak juga mungkin kasihan kepada Pram. "La haula wala quwwata illa billah." Trus Pram bagaimana Mak?" Tanyaku syok.

"Tadi Pram sudah mengejar Vella. Kabarnya ia lari ke Bengkulu. Pasti ketangkep, Yunda. Foto Vella sudah disebar."

"Mak, bukannya Vella sakit. Kok bisa menikah dengan Pram?" Tanyaku pelan. Padahal aku juga pengen nangis. Kasihan Pram.

"Si Pram dijebak Vella. Biasalah, di sini sering kejadian kan, jebak laki-laki. Terus dipaksa menikah. Pram diajak mampir di rumah Vella. Lalu dikasih minum gitulah. Pram teler. Dibawa Vella ke kamar. Dibuka bajunya. Vella juga. Pintu kamar dibiarin kebuka." Serem Yun.

"Pas ayah Vella pulang dari kantor sama abang Vella yang nomor satu, ketangkep di kamar dalam selimut. Panggil warga, kepala desa, dan P3-NTR. Nikah. Sepertinya Vella sengaja jebak Pram." Mata Mak membesar bercerita. Ciri khas Mak bila sudah serius.

"Ia sudah sembuh. Tiga tahun ini gak pernah kambuh sakitnya. Tak pernah jerit-jerit atau kabur-kaburan. Mereka malah sudah buka toko di sebelah rumah Pram. Tokonya laris." Wajah Mak berubah sendu.

"Cuma, Vella sering ngigau kata Boumu Umak Pram. Nangis. Cerita. Katanya Pram ninggalin dia dalam mimpi." Mak mewek lalu menangis.

'Begitu. Kasihan Pram,' sebutku dalam hati. Mana berani aku komentar. Ntar diskak mat oleh Mak.Terus diaduin ke ayah. Wah, bisa bubar liburanku. Pasti ayah akan ada akal untuk memulangkanku ke kota. Mending aku pura-pura mati rasa. He he he. Berdrama.

Ih, jangan deh. No coment aja buat kasus Pram. Pantesan tadi Vella marah kepadaku saat Pram bilang sudah menikah. Apa mungkin aku ada dalam mimpi Vella. Aku dan Vella memang sudah 6 tahun tak jumpa.

Sejak ia diungsikan ke Medan. Vella masih cemburu sepertinya kepadaku. Seperti di SD dulu. Duh, Vella, Vella. Kapan kamu dewasa sobat. Udah tiga tahun nikah, masih juga tak berubah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun