Mohon tunggu...
YUSRIANA SIREGAR PAHU
YUSRIANA SIREGAR PAHU Mohon Tunggu... Guru - GURU BAHASA INDONESIA DI MTSN KOTA PADANG PANJANG

Nama : Yusriana, S.Pd, Lahir: Sontang Lama, Pasaman. pada Minggu, 25 Mei 1975, beragama Islam. S1-FKIP UMSB. Hobi: Menulis, membaca, menyanyi, baca puisi, dan memasak.Kategori tulisan paling disukai artikel edukasi, cerpen, puisi, dan Topik Pilihan Kompasiana.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

77 Kasih Sayang Guruku Kepadaku di SMA Negeri 1 Kota Padang Panjang , SMA Impian Itu

24 Januari 2023   17:59 Diperbarui: 4 Februari 2023   14:18 431
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Siapa cepat dapat naskah soal remedi tersebut, dia dapat karena guru sudah kabur dan  tak mengawasi proses remedi. Setelah soal diberikan, guru kabur. Anak agresiflah pemenang mendapat soal.

Sejatinyanya remedi itu terstruktur, menggunakan waktu khusus. Diawasi oleh guru sampai selesai. Dimulai dengan menjelaskan kembali materi. Menjelaskan materi dengan prosedur di atas. Secara bimbingan individual karena anak belum mengerti.

Secara berkelompok, pemberian tugas, tutor teman sebaya pun dilakukan jika perlu. Semua tentu dalam pengawasan guru.

Setelah anak faham barulah tes ulang dilaksanakan. Soal tes yang diberikan tidak sama dengan soal tes yang sudah dipakai sebelumnya.  Demikian juga tata pelaksanaan tak diawasi baik di sekolah maupun di asrama.

Keenam, uang bimbingan asrama untuk apa?

Menilik dari pernyataan guru pembimbing asrama, bahwa tak ada bimbingan masalah sekolah di asrama, lalu untuk apa uang bimbingan asrama. Dari wakil kurikulum diketahui anak tetap telat bangun tidur, hafalan Al-Quran pun tak ada penambahan. 

Lebih miris, bila tong sampah penuh, maka pembimbing asrama yang merupakan suami guru Matematika ini, melempar  sampah-sampah itu ke dalam kamar siswa asrama.

Ketujuh, orang tua tak pernah diberitahu guru jika anak bermasalah, begitupun wali kelas, dan guru BK

Pepatah Minang mengatakan, makan tebu sampai ke tanah-tanahnya. Ini pula yang terjadi kepada Anak di atas. Jangankan memberitahu orang tua, guru wali kelas, dan guru BK pun tak pernah diberitahu guru. Guru menunggu dan menunggu anak mandiri tanpa bimbingan remedi dan pemberian tugas yang tepat.

Menurut anak, ia tak faham materi, kemudian soal berebutan, dan nomor soal ditugaspun tak tertulis diberitahu  sang guru. Hanya berujar, "Lengkapi tugas dengan mencari buku teman yang tugasnya lengkap." Duh, guru menyuruh anak menyontek.

Sedang pembiasaan karakter di sekolah itu 'haram menyontek.'

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun