Mohon tunggu...
YUSRIANA SIREGAR PAHU
YUSRIANA SIREGAR PAHU Mohon Tunggu... Guru - GURU BAHASA INDONESIA DI MTSN KOTA PADANG PANJANG

Nama : Yusriana, S.Pd, Lahir: Sontang Lama, Pasaman. pada Minggu, 25 Mei 1975, beragama Islam. S1-FKIP UMSB. Hobi: Menulis, membaca, menyanyi, baca puisi, dan memasak.Kategori tulisan paling disukai artikel edukasi, cerpen, puisi, dan Topik Pilihan Kompasiana.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Gunakan Teknik Membaca Cepat dalam Berinteraksi di Kompasiana

31 Desember 2022   19:46 Diperbarui: 31 Desember 2022   19:58 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pernahkah Anda mendengar istilah membaca cepat? Tentu Anda pernah mendengar ini. Atau malah tanpa Anda sadari, Anda sering menyebutkan dua kata itu. Misalnya, ibu-ibu saat mendampingi anak belajar di rumah. "Ayo baca cepat, Nak!" 

Samakah artinya membaca cepat dan baca cepat? Tentu tidak sama. Tapi tujuan keduanya sama. Lha kok bisa?

Membaca cepat merupakan salah satu teknik yang bisa Anda gunakan dalam membaca. Teknik ini mengutamakan kecepatan gerak mata tapi tak meninggalkan pemahaman atas isi bacaan yang dibaca.

Rata-rata orang berlatar pendidikan sekolah tinggi, mahasiswa misalnya, ideal membaca sekitar 300 kata per menit, berarti bahan itu tidaklah bersifat teknis. Istilahnya, membaca ekstensif. 

Membaca ekstensif merupakan cara membaca dengan cepat suatu tulisan dengan cara melompat-lompat, memilih kata-kata kunci tertentu. Sedangkan versi 'Ayo baca cepat, Nak!' di atas bersifat menyuruh agar anaknya sekarang membaca.

Namun, tujuan keduanya sama 'membaca' berupa kegiatan manusia yang dilakukan agar segera mendapatkan informasi yang ada pada bacaan yang dibaca.

Teknik membaca ekstensif, seterusnya kita sebut di konten ini membaca cepat, sangat dibutuhkan. Terutama saat Anda berinteraksi di platform kompasiana ini dalam rangka member nilai dan komentar.

Membaca cepat bisa kita andalkan di antara kesibukan bekerja. Ketika kita akan memberikan nilai dan komentar kepada kompasianer , kita butuh informasi cepat agar bisa memberikan nilai aktual, bermanfaat, menarik, inspiratif, atau unik.

Jika kita memberi nilai  yang pas tentu yang kita beri nilai akan merasa senang dan puas. Apalagi informasi yang disajikan sahabat kompasianer sangat beragam dan cepat berubah detik per detik.

Untuk menyiasati kesibukan beraktivitas di tempat kerja dan interaksi di platform, Anda perlu teknik membaca cepat. Tak hanya itu, kebiasaan membaca cepatpun bisa menjadi modal bekerja dan memperkaya khazanah teknik membaca Anda setiap hari.

Membaca cepat perlu dilatih tiap hari jika ingin dinilai aktif oleh admin kompasiana. Kita pun bekerja pada jam sekian sampai jam sekian. Di sisi lain update menulis di platform ini dan juga membangun interaksi.

Interaksi yang dibangun akan terjaga dengan memberikan nilai, komentar, dan reaksi lain. Berupa interaksi di media sosial lain seperti whatsup, twiter, facebook, instagram, surat email, dan lain sebagainya selaku sarana mempos tulisan dalam mencari tambahan jumlah pembaca.

Mengomentari tulisan atau postingan di medsos lain itupun harus. Di sana pun kita berinteraksi sama persis di platform ini. Jika tidak, tulisan kita takkan digubris mereka. Motto, Anda baca, saya pun baca berlaku di dunia maya manapun. 

Agar interaksi tercapai sesuai harapan di atas, kita perlu teknik membaca cepat. Selain keuntungan pribadi berinteraksi, membaca cepat juga membuat Anda perlahan mencintai hobi membaca. Apa saja keuntungan Anda memiliki hobi membaca?

Pertama, Membaca Menyalakan Otak

Membaca bisa meningkatkan kemampuan berpikir seseorang. Melalui pemindaian Magnetic Resonance Imaging (MRI), diketahui bahwa membaca melibatkan jaringan sirkuit dan sinyal yang kompleks di otak.

Akibatnya semakin sering Anda membaca, jaringan sirkuit dan sinyal yang kompleks di otak tersebut akan menjadi lebih kuat dan lebih canggih. 

Pada tahun 2013, R. R. Day dan J. Bamford     pun melakukan penelitian dengan pemindaian MRI fungsional. Mengukur efek membaca novel pada otak. Peserta yang diteliti membaca novel "Pompeii".  Mereka membaca selama 9 hari.

Saat membaca bagian klimaks, dengan ketegangan dibangun cerita, ternyata semakin banyak area otak mereka yang menyala saat itu.

Kedua, Membaca Mencegah Penurunan Kognitif 

Membaca merupakan salah satu cara untuk menjaga pikiran  tetap aktif meski usia bertambah. Bahkan membaca dapat mencegah penyakit seperti Alzheimer.

Penyakit progresif yang menyebabkan hancurnya memori dan fungsi mental seseorang. Kondidi semakinparah bila koneksi sel otak dan sel-sel otak merosot.

Akhirnya sel mati dan menghancurkan memori serta fungsi mental penting.

Tetapi denganmembaca setiap hari dapat menjaga dan meningkatkan fungsi kognitif otak mereka. Semakin awal memulainya, akan semakin baik. 

Disinyalir bahwa orang yang melakukan aktivitas merangsang mental sepanjang hidup mereka cenderung tidak mengembangkan plak, lesi, dan kekusutan pada otak pengidap demensia itu. Tapi membaca novel dengan klimaks yang baik dapat merangsangnya.

Ketiga, Membaca dapat Mencegah stres

Membaca tak hanya untuk kesehatan fisik, membaca pun dapat menjaga kesehatan mental. Bahkan membaca buku bisa menurunkan tekanan darah, menormalkan detak jantung, dan mengurangi perasaan tertekan.

Keempat, Membaca Membantu Mengurangi Gejala Depresi

Perasaan terisolasi dan terasing dari orang lain kadang kita alami. Perasaan itu dapat diatasi dengan membaca. Apalagi dilanjutkan dengan menulis di platform ini. Biisa dikurangi dengan membaca cepat tulisan yang ada di sini.

Ada juga yang lucu-lucu tulisannya. Kadang Ayah Tuah, Engkong Felix Tani, Reinhard Hutabarat, dan sambil membaca kita berekreasi ke Jerman lewat tulisan Mba Hennie. Banyak lagi.

Apalagi membaca cerita fiksi memungkinkan kita sementara melarikan diri dari dunia nyata yang penuh PR. Hanyut dalam pengalaman imajiner pengarang melalui karakter para pemain.

Bisa juga cari artikel mengajari strategi yang dapat membantu mengelola gejala depresi. Siapa saja bisa mengalami stres, depresi, atau lelah. Seperti di Inggris, mereka memulai dengan ‘Reading Well’.

Program Books on Prescription, para ahli medis meresepkan buku self-help yang dikuratori para ahli medis khusus untuk kondisi pasien tertentu.

Keima, Membaca Membuat Anda Mampu Menulis

Ketika kita membaca baik fiksi maupun non fiksi akan kita temukan ribuan kosa kata. Di antara ribuan kosa kata itu akan menginspirasi kita untuk bercerita. Ceritakanlah inspirasi itu dalam bentuk ketikan kasar saja di Whatsup Anda. 

Ketik terus seperti saya mengetik tulisan ini hingga Anda mandek. Tak ada yang mau ditulis lagi. Simpan tulisan kasar itu. Biarkan saja dulu. Itulah yang bernama draf tulisan.

Anda sudah berhasil menulis dari hobi membaca. Menulis sama seperti kegiatan lain. Butuh proses. Menulis kasar nanti baca ulang akan ada inspirasi baru untuk melanjutkan. Jika sudah mandul lanjutkan membaca lagi atau istirahat dulu.

Ketika kita lanjut membaca lagi maka ribuan kosa kata secara bertahap akan Anda ingat lagi dalam otak. Nah,  apa yang tersimpan di otak itulah untuk menambah wawasan baru dalam kemampuan Anda berbahasa lisan dan tulisan.

Lalu bagaimana teknik membaca cepat saat berinteraksi di kompasiana?

Pertama, latih mata membaca cepat sebanyak mungkin konten kompasianer. Agar leluasa membaca sebaiknya pakai latih mata tiap hari dalam waktu yang sesingkat mungkin.

Kedua, membaca suatu tulisan dengan cara sekilas saja tiap paragraf tulisan dengan cepat.

Ketiga, membaca cepat dengan menggerakkan mata cepat untuk mendapatkan makna umum atau mencari kata kunci tulisan sesuai judul tulisan yang tersimpan di memori otak. 

Keempat, perhatikan jarak mata Anda saat membaca tulisan. Jarak mata dengan tulisan, misal HP ketika membaca tulisan di platform kompasianer, idealnya sekitar 30 sentimeter.

Kelima, dalam membaca cepat, Anda bisa menemukan ide pokok sebuah paragraf saja dahulu. Kemudian fokus untuk lebih mendalami ide pokok pada tiap paragraf tersebut.

Keenam, Dalam membaca cepat hindari mengulangi kata-kata yang sudah dibaca.  Meskipun Anda mungkin tertarik membaca ulang kata-kata, karena ada kata yang menarik atau membingungkan.

Di antara jenis Membaca Cepat sesuai tujuan Anda membaca untuk interaksi di kompasians, di antaranya:

Membaca untuk survei (survey reading)

Membaca survei merupakan membaca bagian-bagian yang dianggap penting dengan cepat. Misalnya nama penulis artikel, judul artikel, daftar isi, judul-judul artikel, sehingga membaca survei memberikan gambaran umum platform. Ketika kita membuka 'terbaru' scroll dengan cepat mencari judul ingin dibaca.

Membaca sekilas unuk mendapat informasi (skimming)

Membaca cepat dengan menggerakkan mata dengan cepat melihat dan memperhatikan bahan tertulis untuk mencari dan mendapatkan informasi secara cepat. Contoh, setelah Anda telusuri terbaru atau terpopuler di platform, Anda membaca dengan cepat artikel itu.

Selamat Mencoba. Yusriana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun