Yah, ketika konfirmasi itu, bagaimanapun saya kecewa dengan sistem bank ini. Menurut saya kurang profesional dan kurang mempercayai nasabah. Pemblokiran dengan mengeluarkan status saldo 0 bukan terbaik menurut saya selaku nasabah.
Tetap tampilkan sisa saldo 50 ribuan atau 99 ribuan seperti bank pemerintah itu agar nasabah tahu bahwa saldo rekeningnya sudah tak bisa transaksi lagi. Tapi jika ditampilkan 0 dan nasabah transfer lalu dipotong atas nama saldo minimum dan blokiran satu bulan kredit pegawai kurang profesional sekali IT-nya.
Sebaiknya pihak bank pertama, tak perlu memberi peluang kepada nasabah menguras dana blokiran. Kedua, tampilkan saldo terendah minimal 50 ribuan dan tak bisa ditarik. Ketiga, jika ada kekurangan dana sebaiknya pihak bank menberitahu nasabah jangan memposisikan status saldo 0 rupiah.Â
Jika promo pegawai bank semangat mengirimi sms atau pesan whatsup. Nah jika kredit nasabah bermasalah, sebaiknya semangat pula memberitahu pihak nasabah jangan disurprise seperti pengalaman saya di atas. Nasabah bisa berpikir dan ada waktu untuk mencari solusi. Apalagi di situasi krisis ini, semua kita mengalami masalah keuangan.
Entah kok satu nasabah tak berharga bagi pihak bank. Patah tumbuh hilang berganti. Mati satu tumbuh seribu. Entahlah...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H