Sukses dapat juga disimpulkan, bukan hanya mengenai berapa banyak uang yang dimiliki anak kelak, seberapa tinggi jabatan atau popularitas anak kita, tetapi bagaimana anak kelak menyikapi bahwa hidup itu penuh rasa syukur, bahagia, dan mereka bermanfaat bagi diri mereka sendiri, orang lain, negara, dan agama.
Bagaima cara kita orangtua menyiapkan anak yang sukses seperti di atas? Sukses tak ada yang instan. Butuh proses, persiapan, dan latihan karena proses mencapai kesukseskan itu terkadang amat melelahkan. Jatuh bangun dengan derai air mata, marah, tersinggung, dan perlakuan buruk maupun perlakuan kasar.
Nah, untuk meraih sukses anak, orangtua harus menetapkan tujuan sukses lebih dulu. Tentukan sasaran yang ingin dicapai (cita-cita), bagaimana strategi terbaik mencapainya, dan langkah yang akan orangtua ambil jika mengalami kendala selama proses berlangsung.Â
Berikut 5 tips sederhana yang bisa orangtua terapkan sejak dini kepada anak agar sukses. Tips ini ada dalam keseharian kita orangtua. Kita hanya perlu menguatkan dan memvalidasinya saja pada pola pengasuhan anak di rumah.
Pertama, tanamkan konteks agama sejak dini kepada anak.Â
Mulailah dari ibadah-ibadah kecil, seperti berdoa setiap mengawali pekerjaan terutama membaca basmalah. Kemudian, ajak anak shalat tepat waktu. Jika adzan berkumandang tinggalkan pekerjaan, segera ajak anak berwudhu dan ajarkan shalat sunat sebelum shalat wajib.
Banyak pedagang menutup jualan mereka manakala mendengar adzan. Bersegera shalat karena sejatinya shalat itu di awal waktu. Di awal waktu agar orangtua-anak sempat shalat sunnah dulu. Misal, tahyatul masjid dan dua rakaat sebelum shalat wajib.
Agama dan ibadah-ibadahnya mengajari mereka sikap disiplin waktu. Mengajari anak sabar dalam menjalani hidup. Agama juga mendewasakan pengalaman batin mereka sehingga mereka tangguh jika kelak mendapati kendala dalam proses menuju sukses.
Kedua, tanamkan konsep rasa percaya diri kepada anak sejak dini
Percaya diri merupakan kemampuan anak untuk menyakinkan diri  sendiri bahwa ia miliki kemampuan untuk mengembangkan dirinya dengan nilai positif baik untuk diri sendiri ataupun lingkungan sekitarnya.
Pada dasarnya setiap anak memiliki kemampuan atau kompetensi dalam dirinya yang dibawa sejak dalam rahim ibunya. Namun, tidak semua anak menyadari dan bisa menggunakan kemampuan yang dimilikinya. Sehingga beberapa anak ada yang merasa tidak percaya dengan kemampuannya.