Mohon tunggu...
YUSRIANA SIREGAR PAHU
YUSRIANA SIREGAR PAHU Mohon Tunggu... Guru - GURU BAHASA INDONESIA DI MTSN KOTA PADANG PANJANG

Nama : Yusriana, S.Pd, Lahir: Sontang Lama, Pasaman. pada Minggu, 25 Mei 1975, beragama Islam. S1-FKIP UMSB. Hobi: Menulis, membaca, menyanyi, baca puisi, dan memasak.Kategori tulisan paling disukai artikel edukasi, cerpen, puisi, dan Topik Pilihan Kompasiana.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

8 Miliar Penduduk Bumi, Apakah Risikonya?

18 November 2022   15:22 Diperbarui: 18 November 2022   15:28 382
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Terbayangkah oleh Anda beban bumi saat ini? Pecah rekor beberapa bayi di belahan bumi mencukupi jumlah penduduk bumi 8 miliar. Bayi bernama Vinice Mabansag yang lahir 15 November 2022, tepatnya Selasa lalu, terpilih menjadi bayi kedelapan miliar yang lahir di Bumi.

Mabansag yang lahir pukul 01.29 dini hari di RS Dr. Jose Fabella Memorial Hospital Manila, Filipina, segera disambut pejabat Komisi Kependudukan dan Pembangunan Filipina

Begitu juga bayi asal Kabupaten Pangkep Sulawesi Selatan jadi manusia ke-8 miliar plus di Bumi.

Bayi itu juga lahir , Selasa (15/11/2022) atau bertepatan dengan populasi penduduk dunia mencapai 8 miliar jiwa.

Mabansag terpilih sebaigai penanda tonggak sejarah dan diberi gelar simbolis penduduk Bumi kedelapan miliar.

"Simbol dunia menyambut Vinice Mabansag dari Delpan, Tondo sebagai bayi ke-8 miliar dari Filipina," tulis  laman Facebook, dikutip dari Next Shark, Kamis (17/11).

Di belahan Bumi lain, lahir pula bayi bernama Domingo yang lahir di sebuah Rumah Sakit Nuestra Senora de la Altagracia maternity hospital di Kota Santo Domingo, Republik Dominika dipilih pula menjadi penduduk kedelapan plus miliar.

Bersama perayaan kelahiran bayi-bayi kedelapan miliar itu turut terjadi  bersamaan prediksi peningkatan pertumbuhan penduduk Bumi selama 60 tahun ke depan. 

Pertumbuhan penduduk dapat diperkirakan melalui peningkatan bertahap umur yang dihasilkan melalui perbaikan pengobatan, nutrisi, dan kebersihan pribadi.

Proyeksi terbaru dari PBB menunjukkan populasi dunia dapat tumbuh dari 8,5 miliar pada tahun 2030 dan 9,7 miliar pada tahun 2050-an. Pencapai puncaknya sekitar 10,4 miliar pada tahun 2080-an.

Populasi akan tetap pada level itu hingga tahun 2100. Lalu apakah resiko bagi bumi dengan level demikian? Apa pula resiko bagi penghuni bumi.

Pertama, angka kelahiran

Bumi perlu menurunkan angka populasinya di samping tetap bersikukuh untuk melindungi hak-hak perempuan benar juga. Penurunan angka populasi itu, tentu melalui cara yang positif, sukarela, se1rta tetap menghormati hak-hak" perempuan. Mugkin akan perlu udang-undang melahirkan yang lebih spesifik.

Kedua, pemanasan global 

Resiko jumlah populasi yang tidak turun tentu akan mempercepat pemanasan global. Karena itu, mengusulkan solusi meningkatkan pendidikan dan program keluarga berencana sebagai beberapa dari 100 solusi teratas untuk menghentikan pemanasan global.

Ketiga, kelangkaan energi

Populasi yang bearr menilbukan populasi konsumsi besar dan berkelanjutan. Lebih kecil populasi, lebih kecil tingkat konsumsi yang berkelanjutan, akan mengurangi permintaan energi, transportasi, material, makanan, dan sumber daya alam.

Keempat,  tekanan pada bumi 

Setiap orang yang lahir di planet ini memberikan tekanan tambahan pada planet ini. Masalah yang sangat pelik untuk menetapkan daerah mana yang harus menekan pertumbuhan populasinya.

Bahwa penduduk bumi sebagian menolak gagasan grup elit tentang narasi, kita perlu membatasi pertumbuhan penduduk di wilayah A, B, C, dan seterusnya.

Kelima, isu distribusi dan pemerataan

Meskipun saat ini kita menghasilkan pasokan makanan yang cukup untuk delapan miliar orang, tapi masih ada 800 juta lainnya yang "kekurangan gizi secara kronis."

Konsep tentang 'berlebihan' ini menghindari masalah yang jauh lebih sulit, bisakah kita menggunakan ilmu kita untuk membuat populasi manusia ke depan menjadi lebih sehatkah, produktifkah, bahagiakah, damaikah, dan sejahterakah.

Produktif di atas jangan lagi mengacu pada banyak anak banyak rezeki. Tapi produktif dalam berkarya sehingga bisa melahirkan lapangan kerja. Satu kepala menyediakan lapangan kerja tentu lambat laun bisa berdistrubusi dan penyetaraan.

Keenam, keterbatasan air bersih

Air bersih bagi warga dunia semakin sulit seiring dengan pesatnya peningkatan jumlah penduduk. Air yang terbatas harus diperebutkan oleh miliaran penduduk bumi setiap saat. Dikhawatirkan krisis air bersih semakin parah jika tidak ada langkah tegas mengatasi populasi.

Berdasarkan laporan World Population Prospects 2022, jumlah penduduk dunia yang terus bertambah meskipun laju pertumbuhannya perlahan namun, angka kematian rendah perlahan pula menumpuk populasi.

Ketujuh, dampak lingkungan buruk

Pertumbuhan penduduk itu satu sisi memperbesar dampak lingkungan dari sisi pembangunan ekonomi, peningkatan pendapatan per kapita, namun pendorong utama pola produksi dan konsumsi yang tidak berkelanjutan.

Konsumsi akan sumber daya material maupun emisi gas pada rumah kaca per kapita tertinggi cenderung ke negara-negara yang pendapatan per kapitanya selalu lebih tinggi, bukan negara-negara yang populasinya berkembang pesat seperti Indonesia. 

Kedelapan, permasalahan multi kompleks

Perjanjian Paris bahwa untuk membatasi kenaikan suhu global, hingga mencapai SDG, sangat bergantung pada pembatasan pola produksi dan konsumsi yang tidak berkelanjutan.

Pertumbuhan populasi yang lebih lambat selama beberapa dekade akan dapat membantu mengurangi akumulasi kerusakan lingkungan lebih buruk pada paruh kedua abad ini.

Populasi akan 61 negara atau wilayah diproyeksikan menurun sebesar 1 persen atau lebih, antara tahun 2022 hingga 2050, karena tingkat kesuburan yang rendah dan dalam beberapa kasus, karena peningkatan emigrasi oleh warga (perpindahan penduduk antarnegara).

Sebagian besar negara menurun penduduknya, setidaknya masih ada 8 negara yang diprediksi mengalami ledakan penduduk. Masing-masing meliputi Kongo, Mesir, Ethiopia, India, Nigeria, Pakistan dan Filipina, serta Tanzania.

Wasekjen PBB untuk Urusan Ekonomi dan Sosial,  Liu Zhenmin menyatakan, "hubungan antara pertumbuhan penduduk dan pembangunan berkelanjutan sangat kompleks dan multidimensi."

Pertumbuhan penduduk yang cepat membuat pemberantasan kemiskinan, memerangi kelaparan dan kekurangan gizi, dan meningkatkan cakupan sistem kesehatan dan pendidikan, menjadi lebih sulit."

Tujuan pembangunan yang berkelanjutan, yang terkait dengan kesehatan, pendidikan, dan kesetaraan gender, akan berkontribusi pada pengurangan tingkat kesuburan dan memperlambat laju pertumbuhan populasi global.

Dapat dibaca persentase laju pertumbuhan penduduk tertinggi berikut terjadi pada tahun 1968-1969, tercatat 2,09 persen. Sedangkan pada tahun 2022, laju pertumbuhan penduduk di angka 0,84 persen. Turun sebesar 0,21 persen dibandingkan tahun 2020.

Adapun pada tahun 2037 mendatang, populasi bumi akan mencapai 9 miliar orang. Membutuhkan waktu sekitar 15 tahun lebih lama dari periode sebelumnya.

Proyeksi itu disebutkan jumlah penduduk bumi akan terus tumbuh dan mencapai puncaknya tahun 21oo dengan angka 10,8 miliar penduduk bumi.

Indonesia sendiri sampai saat ini tampil sebagai negara penyumbang populasi tertinggi ke-4. He he he.

Indonesia penyumbang jumlah penduduk tertinggi ke 4 dari total penduduk di dunia saat ini dari catatan 280 juta lebih penduduk di Indonesia.

Data tersebut dapat Anda lihat melalui laman resmi worldometer. Situs tersebut selalu menampilkan jumlah umat manusia secara real time. Meski sifatnya adalah prediksi yang akurasinya tentu tak 100 persen. Namun, cukuplah menjawab keraguan.

http://pikiran-rakyat.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun