Meskipun saat ini kita menghasilkan pasokan makanan yang cukup untuk delapan miliar orang, tapi masih ada 800 juta lainnya yang "kekurangan gizi secara kronis."
Konsep tentang 'berlebihan' ini menghindari masalah yang jauh lebih sulit, bisakah kita menggunakan ilmu kita untuk membuat populasi manusia ke depan menjadi lebih sehatkah, produktifkah, bahagiakah, damaikah, dan sejahterakah.
Produktif di atas jangan lagi mengacu pada banyak anak banyak rezeki. Tapi produktif dalam berkarya sehingga bisa melahirkan lapangan kerja. Satu kepala menyediakan lapangan kerja tentu lambat laun bisa berdistrubusi dan penyetaraan.
Keenam, keterbatasan air bersih
Air bersih bagi warga dunia semakin sulit seiring dengan pesatnya peningkatan jumlah penduduk. Air yang terbatas harus diperebutkan oleh miliaran penduduk bumi setiap saat. Dikhawatirkan krisis air bersih semakin parah jika tidak ada langkah tegas mengatasi populasi.
Berdasarkan laporan World Population Prospects 2022, jumlah penduduk dunia yang terus bertambah meskipun laju pertumbuhannya perlahan namun, angka kematian rendah perlahan pula menumpuk populasi.
Ketujuh, dampak lingkungan buruk
Pertumbuhan penduduk itu satu sisi memperbesar dampak lingkungan dari sisi pembangunan ekonomi, peningkatan pendapatan per kapita, namun pendorong utama pola produksi dan konsumsi yang tidak berkelanjutan.
Konsumsi akan sumber daya material maupun emisi gas pada rumah kaca per kapita tertinggi cenderung ke negara-negara yang pendapatan per kapitanya selalu lebih tinggi, bukan negara-negara yang populasinya berkembang pesat seperti Indonesia.Â
Kedelapan, permasalahan multi kompleks
Perjanjian Paris bahwa untuk membatasi kenaikan suhu global, hingga mencapai SDG, sangat bergantung pada pembatasan pola produksi dan konsumsi yang tidak berkelanjutan.