Seperti kasus ini, nama teman dipelesetkan. Sebutlah nama anak Arqon. Dipelesetkan menjadi Ar-qon-tol.Â
Saya bingung. Kok gara-gara 3 suku kata itu Arqon nangis dan minta pindah sekolah? Malas ke sekolah?
Setelah diskusi dengan teman, barulah saya ngeh--- ternyata Ar-qon--- dan tol itu maksudnya alat reproduksi laki-laki.
Waduh. Jorok nian candaan mereka. Pergeseran karakter siswa yang heboh. Ini masih sekelumit. Banyak lagi hujatan, celaan, makian, dan bullying yang harus ayah bunda siagai sebagai pemicu anak malas ke sekolah.
Sekecil apapun tingkat membolos, harus disikapi dengan gercep dan serius. Baik guru maupun orang tua di rumah. Jika dibiarkan, dikhawatirkan akan memunculkan permasalahan lebih besar.
Bolos sekolah bukan hal baru. Bolos sudah terjadi sejak dulu kala dari zaman kita sekolah.Â
Kejenuhan pada kegiatan pembelajaran atau mengalami permasalahan dengan guru dan temannya seperti kasus di atas menjadi sebab bolos.Â
Apapun penyebab fenomena bolos akan dapat merusak citra anak dan sekolah. Apalagi jika siswa bolos untuk nongkrong di tempat-tempat umum seperti mall dan cafe.
Kebiasaan bolos tidak terjadi begitu saja. Pasti ada penyebabnya seperti diurai di atas. Selain itu penyeba dari rumah maupun sekolah juga ada, seperti:
Pertama, mata pelajaran sulit.
Metode tak sesuai karakter siswa membuat mereka merasa jenuh, bosan bahkan membenci gurunya. Kurang kreatif dan kurang menyenangkannnya metode, akan membuat siswa tidak betah di kelas.