Mohon tunggu...
YUSRIANA SIREGAR PAHU
YUSRIANA SIREGAR PAHU Mohon Tunggu... Guru - GURU BAHASA INDONESIA DI MTSN KOTA PADANG PANJANG

Nama : Yusriana, S.Pd, Lahir: Sontang Lama, Pasaman. pada Minggu, 25 Mei 1975, beragama Islam. S1-FKIP UMSB. Hobi: Menulis, membaca, menyanyi, baca puisi, dan memasak.Kategori tulisan paling disukai artikel edukasi, cerpen, puisi, dan Topik Pilihan Kompasiana.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Berjalan Kaki Pentingkah untuk Kita Sehat?

16 Oktober 2022   08:03 Diperbarui: 16 Oktober 2022   08:05 333
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Berjalan kaki penting untuk kesehatan: pikiran rakyat.

Berjalan kaki merupakan olah raga gratis dan termudah mengerjakannya. Namun, meski mudah, banyak mengaku tak sempat mengerjakannya. Banyak alasan tak bisa mengerjakan olah raga gratis ini. Misalnya sibuk. Baik karena urusan rumah tangga maupun urusan kantor. Padahal, berjalan kaki penting untuk kita sehat.

Siapakah orang paling malas berjalan kaki?Jawabnya, kita orang Indonesia. Orang Indonesia, menurut ilmuwan Amerika Serikat berdasarkan hasil rilis penelitian mereka, menyebut kita, orang paling malas berjalan kaki. 

Survei tersebut dilakukan dengan menguji data ponsel dari ratusan ribu orang di seluruh dunia. Berdasar pengamatan survei itu, orang Indonesia disebut sebagai penduduk paling malas berjalan kaki.

Kita orang Indonesia hanya sekitar 3.513 langkah perhari berjalan kaki. Seputar rumah dan seputar kantor. Adapun negara berpenduduk paling rajin berjalan kaki katanya, orang Hongkong. Mereka berjalan kaki hingga 6.880 langkah kaki setiap hari. Dua kali lipat dari orang Indonesia.

Saya pernah mengikuti parenting. Di parenting ini saya mendapatkan sebuah cerita motivasi tentang pentingnya berjalan kaki untuk kesehatan. Seorang pasien di Amerika Serikat dinyatakan mengidap kanker stadium akhir. Menurut dokter yang merawat umurnya hanya beberapa bulan saja. Dokter itu pun sudah menyerah.

Namun, di konsul mereka yang terakhir, kata dokter itu umur bukan dokter yang menentukan. Dokter hanya sekedar memprediksi kemungkinan-kemungkinan. Tapi yang memutuskan tetap yang di atas. Yang Maha Kuasa. Lagi, kata dokter itu. Ada satu lagi kiat untuk sembuh, tapi tak menjamin. Cobalah jika ingin mencoba, katanya.

Baca juga: Guruku

Berjalan kakilah tanpa alas kaki. Tapaki aspal semampu Anda berjalan kaki, sambil bertepuk tangan sejajar kesepuluh jari Anda, dan tersenyumlah melakukannya. Melangkah, tepuk tangan, dan senyum. Apalagi jika bertemu dengan orang lain, senyumlah dengan ramah.

Karena ingin sehat dari penyakitnya maka si pasien pun mengerjakan berjalan kaki setiap pagi keliling komplek rumahnya. Berjalan kaki, bertepuk tangan sejajar, dan tersenyum. Hingga beredar isu tentangnya 'orang gila.'

Tapi ia tetap semangat. Satu hari, seminggu, dan sudah berbulan-bulan ia berjalan, bertepuk tangan sejajar, dan tersenyum. Hormon endorfin bekerja. Hingga saat ini pasien itu dilaporkan dokternya sehat dan tetap hidup. Ia menginspirasi orang-orang sakit untuk sembuh.

Memang berjalan kaki, banyak pakar kesehatan di dunia menyarankan, apalagi orang dewasa. Berjalan kaki setidaknya 10.000 langkah satu hari. Kegiatan berjalan kaki perlu dibiasakan.

Berjalan kaki dapat memberi manfaat kesehatan untuk tubuh secara keseluruhan. Apalagi jika Anda padukan dengan gerakan tepuk tangan dan senyum. Anda tentu sudah tahu khasiat tepuk tangan dan senyum.

Perdebatan di antara para ahli tentu masih ada tentang hal ini. Anda sendiri yang akan merasakan khasiat dan manfaat berjalan kaki. Kenangan tentang jalan kaki tentu masih ada di benak kita. Saat jalan-jalan sore (jjs), saat joging pagi, dan saat kita berangkat dan pulang sekolah zaman sekolahan.

Tdtap ada yang menyebut kalau berjalan kaki benar-benar kebiasaan yang bisa memberi manfaat sehat. Karena itu, tidak perlu ada acuan mengenai berapa langkah yang harus diambil perhari. Saya menerapkan jalan kaki ketika bangun tidur.

Ketika saya bangun tidur, kedua kaki hingga pinggul sering nyeri. Untuk mengatasinya saya berjalan kaki dulu sambil injit-injit selama 3-5 menit dari ruang keluarga ke dapur. Ini saya lakukan hingga nyeri hilang. Alhamdulillah terapi ini cukup menghilangkan nyeri di tumit, pergelangan kaki dan pinggul saya. Sesekali saya melompat injit-injit lalu berjalan kaki lagi.

Berjalan kaki bagi kita yang sibuk disarankan sebanyak mungkin. Tapi kita tak punya banyak waktu. Maka saran saya, kerjakan pada saat bangun tidur saja, sambil memasak di dapur, dan sambil membereskan rumah. Khusus bagi Bapak-Bapak tentu joging habis subuhan bisa menjadi pilihan.

Selain mencuri waktu pas bangun atau masak, dan sesudah subuhan, orang yang sangat sibuk atau pekerja kantoran yang menghabiskan banyak waktu di belakang komputer, berjalan kaki tetaplah penting dikerjakan. Bisa mencuri waktu saat istirahat makan siang, misalnya dengan berjalan kaki bersama rekan kerja ke tempat makan atau restoran yang ingin dituju.

Selain itu, Anda bisa memanfaatkan waktu di tengah pekerjaan untuk sekadar jalan-jalan kecil. Naik turun tangga, memutari gedung, atau sengaja mencari jalan memutar untuk ke toilet adalah cara-cara yang bisa dilakukan untuk menabung jumlah langkah kaki dalam satu hari berjalan kaki.

Sebab rutin berjalan kaki bisa membantu meningkatkan kekebalan tubuh sehingga tidak mudah terserang flu. Sebuah penelitian yang dilakukan kepada lebih dari 1.000 pria dan wanita menemukan kalau orang yang berjalan kaki setidaknya 30 menit sehari selama 5 hari dalam seminggu akan lebih jarang terkena flu.

Berjalan kaki ternyata disinyalir bisa memberi manfaat untuk otak, meningkatkan daya ingat dan kemampuan otak untuk fokus. Untuk orang yang sudah berusia lanjut, berjalan sejauh 11 km per minggu bisa membantu mengurangi risiko penyusutan otak.

Teman-teman senior jelang pensiun pun di sekolah  menerapkan minimal berjalan kaki 3 km habis subuhan. Mereka katanya mempersiapkan diri untuk menunaikan umrah atau ibadah haji. Pada tubuh mereka terlihat hasil dengan tidak memiliki berat badan yang berlebihan

Kaki mereka pun tetap kuat berjalan dan tak terlihat kesulitan melangkah. Mereka tetap lincah seperti ibu-ibu dan bapak-bapak berusia 35-40 tahun. Ketika mereka ditanya resepnya, ya jalan kaki di pagi hari minimal 3 km.

Menurut mereka para lansia itu, manfaat berjalan kaki mempengaruh sendi mereka. Mereka tak mengalami nyeri sendi karena berjalan kaki mampu melindungi sendi, terutama lutut, dan pinggul yang paling rentan terhadap osteoartritis.

Fakta jalan kaki

1. Korea Selatan

Masyarakat negeri Ginseng ini  berjalan kaki 5.755 langkah per hari. Kebiasaan berjalan kaki masyarakat Korsel diimbangi dengan fasilitas mumpuni yang diberikan oleh pemerintah. Negara ini diprediksi memiliki harapan hidup terpanjang di tahun 2030 mendatang.

2. Jepang

Masyarakat Jepang berjalan kaki 6.010 langkah tiap harinya. Tokyo masuk kota paling ramah pejalan kaki. Trotoar mereka baik, luas, dan terang.

3. China

Orang China mampu berjalan hingga 6.189 langkah per hari. Beijing dan Shanghai menyediakan fasilitas pejalan kaki ramah dan indah.

4. Hong Kong

Hong Kong juara jika menyoal warganya yang hobi berjalan kaki. Dalam sehari, masyarakat Hong Kong  berjalan kaki hingga 6.880 langkah. Merekalah rekor dunianya. Mereka dicintai pemerintahnya dengan terus menyediakan fasilitas berjalan kaki.

Selain menjaga keselamatan warganya dari kecelakaan, manfaat jalan kaki menurut dunia bisa membantu melumasi sendi dan membentuk otot. Warga sehat, tentu negara makmur. Dengan demikian budayakan berjalan kaki untuk kesehatan. Bolehlah  dicoba dengan cara bertepuk tangan dan tersenyum.

Yusriana bersama kompasiana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun