Mohon tunggu...
YUSRIANA SIREGAR PAHU
YUSRIANA SIREGAR PAHU Mohon Tunggu... Guru - GURU BAHASA INDONESIA DI MTSN KOTA PADANG PANJANG

Nama : Yusriana, S.Pd, Lahir: Sontang Lama, Pasaman. pada Minggu, 25 Mei 1975, beragama Islam. S1-FKIP UMSB. Hobi: Menulis, membaca, menyanyi, baca puisi, dan memasak.Kategori tulisan paling disukai artikel edukasi, cerpen, puisi, dan Topik Pilihan Kompasiana.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Pentingnya Tas Siaga Bencana sebelum Terjadi Bencana

9 Oktober 2022   07:09 Diperbarui: 9 Oktober 2022   16:34 1210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tas Siaga Bencana adalah tas yang digunakan oleh masyarakat untuk pergi meninggalkan rumah ketika bencana terjadi. Apabila bencana secara tiba-tiba terjadi, maka masyarakat bisa langsung keluar dari rumah dan membawa langsung tas yang telah dipersiapkan sebelumnya. 

Dengan tas tersebut kita tak payah memilih dan memilah barang penting apa yang akan dibawa selama berada di pengungsian. Namun, ketika bencana sudah datang baru hendak menyiapkan tas bencana tentu sudah terlambat. Selain tubuh yang gemetar, tetap berada di rumah dalam situasi itupun berbahaya.

Apa saja isi Tas Siaga Bencana ini? Tas Siaga Bencana terisi dengan air minum kemasan, surat-surat penting, masker, uang, alat p3k, peluit, ponsel, pakaian untuk beberapa hari, perlengkapan mandi hingga senter, baterai, mie kering, beras, dan panci.

Dengan masuknya barang-barang penting tersebut, apabila terjadi bencana secara mendadak, kita dapat mengevakuasi diri lebih cepat sehingga terhindar dari dampak yang lebih besar yang disebabkan oleh bencana tersebut.

Selain menyiapkan Tas Siaga Bencana, perlu menyiapkan rencana darurat keluarga, berupa tenda mini, menganalisis ancaman bencana di lingkungan, mengidentifikasi titik kumpul, mengumpulkan nomor hp penting, TIM SAR, rumah sakit terdekat, dan PMI.

Rute evakuasi harus dicatat, mengidentifikasi lokasi mematikan air, gas, dan listrik, mengidentifikasi titik aman di dalam rumah, serta mengidentifikasi anggota keluarga yang rentan seperti ibu hamil, lansia, dan balita.

Sebaiknya teruslah menyimak informasi terkait bencana alam melalui platform, misalnya whatsup BMKG. Semakin banyak informasi yang didapat, tentu semakin meningkat kewaspadaan terhadap bencana.

Sebab bila ditunggu bencana datang baru update sudah telat akibat jaringan listrik telah padam dan otomatis jaringan internet dan sinyal pun akan terputus. Mari Siaga Bencana guna meminimalisir korban meninggal karena bencana. 

Yusriana, S.Pd menulis untuk Kompasiana.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun