Mohon tunggu...
YUSRIANA SIREGAR PAHU
YUSRIANA SIREGAR PAHU Mohon Tunggu... Guru - GURU BAHASA INDONESIA DI MTSN KOTA PADANG PANJANG

Nama : Yusriana, S.Pd, Lahir: Sontang Lama, Pasaman. pada Minggu, 25 Mei 1975, beragama Islam. S1-FKIP UMSB. Hobi: Menulis, membaca, menyanyi, baca puisi, dan memasak.Kategori tulisan paling disukai artikel edukasi, cerpen, puisi, dan Topik Pilihan Kompasiana.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Pentingnya Tas Siaga Bencana sebelum Terjadi Bencana

9 Oktober 2022   07:09 Diperbarui: 9 Oktober 2022   16:34 1210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rumah serasa runtuh, isi lemari berhamburan, aquarium pecah, dan saya pesimis apakah bisa keluar rumah karena dua anak saya kala itu, si sulung berumur 5 tahun dan si bungsu jelang 2 tahun sedang tidur.

Dengan membopong mereka berdua kami berusaha keluar rumah dan diuji lagi ketika satu langkah lagi mencapai pintu keluar terjadi lagi guncangan lebih dasyat hingga tubuh saya oleng dan salah satu dari anak saya menangis karena kepalanya terbentur konsen pintu.

Kembali kami bertiga menangis. Manakala saya melihat ke depan, ternyata rumah-rumah di depan rumah kami telah hancur. Ternyata Allah masih menolong kami. Rumah di depan hancur karena baru dipasangi batu bata. Rumah kami kompleks yang baru selesai pengerjaan satu hingga 6 bulan. 

Tiga hari kami di tenda. Gemetar kaki memasuki rumah kembali. Keretakan dinding rumah tak bisa dihindari. Apalagi dindingnya yang belum diplester. Seminggu setelah gempa saya pun mengalami abortus atau keguguran.

Guncangan gempa ini konon terasa ke Singapura dan Malaysia. Sampai tanggal 7 Maret 2007 korban meninggal akibat gempa dilaporkan 52 orang. Salah satunya siswa di sebuah sekolah yang bangunannya runtuh pada gempa pukul 10.49.

Indonesia negara yang dikelilingi oleh hal-hal yang membuatnya rawan terkena bencana alam, seperti gunung aktif yang menyebabkan letusan vulkanik, Laut yang dapat menyebabkan Tsunami, dan geombang pasang, hutan yang berpotensi menimbulkan kebakaran hutan, dan sungai yang menyebabkan terjadinya banjir.

Seperti banjir yang baru saja terjadi, banjir yang mengakibatkan tembok sekolah roboh ditendangan banjir dan menewaskan tiga orang siswa Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTSN) 19 Pondok Labu, Cilandak, Jakarta Selatan tersebut. Saat kejadian, beberapa siswa bermain air banjir di sekitar tembok sebelum roboh.

Banjir di MTsN 19 Jakarta, Pondok Labu, Cilandak, Jakarta Selatan, Kamis (6/10). (detikcom/Brigitta Belia)
Banjir di MTsN 19 Jakarta, Pondok Labu, Cilandak, Jakarta Selatan, Kamis (6/10). (detikcom/Brigitta Belia)

Merujuk bencana yang cukup tinggi di negara kita, diharapkan masyarakat siap sedia dalam menghadapi bencana alam atau fenomena alam dadakan yang menyebabkan kita harus pergi meninggalkan ruangan ataupun tempat tinggal.

Ketika banjir dan gempa memberi isyarat sebaiknya guru dan siswa sudah sedia meninggalkan sekolah agar tak terjadi lagi korban jiwa. Demikian pula warga di rumah jika ada gempa dan banjir segera keluar rumah dan menunggu sinyal baik dari alam maupun pesan di android apakah mengungsi atau cukup bikin tenda di depan rumah.

Dengan siap siaga meninggalkan tempat tinggal, maka perlu persiapan bekal. Persiapan bekal hal yang sangat penting. Untuk itulah, Tas Siaga Bencana menjadi solusi yang baik dan tepat bagi masyarakat untuk dipersiapkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun