Innalillahi wa innailaihi raajiun. Inilah ucapan tepat kita persembahkan kepada 127 korban pada Laga Arema vs Persebaya di Stadion Kanjuruhan Malang. Rusuh dan menelan korban juga akhirnya hingga 127 (versi media tv) menjadi korban, 2 di antaranya dari pihak aparat kepolisian.
Kerusuhan ini meletus juga di pihak suporter pasca pertandingan laga Sepakbola Liga I antara Arema FC VS Persebaya. Ketika pluit pertandingan ditiup sebagai finalisasi kemenangan Persebaya, sebagian penonton suporter fanatik Arema FC konon  berlarian masuk dalam lapangan.
Pihak Kepolisian yang memiliki jumlah tak seimbang dengan suporter nakal ini pun langsung menembakkan gas air mata kepada penonton yang masih didalam lapangan dan juga menembakkan ke tribun.
Akibat insiden ini awalnya tersiar kabar pada pukul 01.00 WIB sebanyak 40 orang meninggal dunia dari pihak kedua suporter serta dua aparat kepolisian. Kabar dengan cepat tersebar melalui pesan singkat yang menuliskan data laporan pasca kejadian.
Korban berjatuhan bukan saja korban nyawa, sejumlah sarana dan prasana stadion pun ikut serta menjadi sasaran mereka. Dua mobil rantis milik kepolisian yang mengamankan stadion pun rusak dibakar massa brutal ini.
Bahkan pagi ini disebutkan sebanyak 127 orang tewas dalam kerusuhan suporter yang pecah seusai pertandingan Derbi Jawa Timur, Arema FC vs Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan di Kabupaten Malang itu.
"Dalam kejadian tersebut telah meninggal 127 orang, dua di antaranya anggota Polri," ungkap Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Nico Afinta dalam konferensi pers di Malang, Minggu (2/10/2022).
Nico mengatakan, ada 34 orang yang meninggal dunia di stadion dan yang lainnya meninggal dunia di rumah sakit karena terlambat mendapat pertolongan medis.
Selain itu, polisi mencatat pula, ada sekitar 180 orang yang tengah dirawat di sejumlah rumah sakit. Dugaan sementara, para korban ada yang terinjak-injak supporter lain ketika hendak keluar dari stadion dan sesak nafas akibat semprotan gas air mata jajaran keamanan.
Kericuhan yang  terjadi setelah suporter turun ke lapangan karena tidak terima atas kekalahan Tim Singo Edan (TSE) dalam menjamu Persebaya Surabaya dengan skor 2-3.  Suporter  TSE ini tampak tidak terima dan merangsek turun ke lapangan, meloncati pagar. Jajaran pengamanan pun terlihat kewalahan menghalau kericuhan tersebut.
Dilaporkan Pasca kerusuhan, awalnya memakan sekitar 40 orang meninggal (masih dalam pendataan), Sekitar 100 orang dalam perawatan di RSUD Kanjuruhan Kab. Malang dan RS Wava Husada (masih dalam pendataan), personil anggota Polri yg meninggal dunia sbb : 1). Brigadir Andik 2). Briptu Fajar (Polres Trenggalek).
Kerugian materiil  a). 2 Ransus Polri hancur b). Pagar stadion rusak c). Lampu Stadion sebagian padam. Sementara itu, Sekjen PSSI Yunus Nusi akan terbang ke Malang guna membentuk tim investigasi mengumpulkan data pasca kerusuhan yang memakan korban puluhan nyawa tersebut.
"Laporan resmi dari pengawas pertandingan dan laporan dari Kepolisian tentu ditunggu," katanya.
Namun, dari tayangan video di media sosial yang sudah tersebar di mana-mana pagi ini, terlihat ada kerusuhan setelah wasit meniup peluit panjang. Mobil dibakar dan dijungkirbalikkan, aksi lempar melempar, dan kita salut kepada penonton yang ingin selamat, mereka tetap duduk tenang di tribun.
Suporter dan penonton seperti ini nampaknya sudah dewasa dan kaya pengalaman menghadapi situasi rusuh tersebut. Hingga dari suporter-suporter keren inilah terkirim video-video itu. Tentu ini bisa dimanfaatkan dalam penyelidikan untuk mencari biang kerusuhan.
Saya masih ingat suporter mania di kampung. Beliau memiliki kedai kopi. Kedai kopi akan ramai jika ada pertandingan FC favorit seperti Arema FC vs Persebaya Surabaya ini. Mereka bahkan taruhan. Ketika itu FC jagoan si pemilik kedai kalah. Beliau langsung melemparkan gelas kopinya ke arah benda ajaib, bernama televisi itu.
Tv pun pecah dan menimbulkan bunyi prangggg dan tutssss. Segera kotak ajaib itu berubah menjadi kepingan kaca dan berwarna hitam. Penonton di kedai melongo takjub. Edisi menonton pun berakhir dan parahnya uang taruhan musti dibayar.
Sanksi keras tentu kita tunggu untuk para pelaku kerusuhan di dalam lapangan. Begitu pula panitia penyelenggara. Selain sanksi denda, panitia juga untuk sementara tidak bisa menjadi tuan rumah dalam beberapa laga.
"PSSI sangat mengecam kerusuhan ini. Namun, sekali lagi kami belum bisa menyimpulkan apa-apa. Tetapi, sanksi keras akan menimpa Arema jika semuanya terbukti. Tim investigasi PSSI akan segera bertolak ke Malang," tambah Yunus.
Kericuhan yang terjadi usai pertandingan Derbi Super Jatim antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya dengan skor akhir 3-2 di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Sabtu (01/10/2022) tersebut memang bermula saat ribuan suporter Aremania terlihat merangsek masuk ke area lapangan kiri setelah Arema FC kalah.
Untung saja para Pemain Persebaya langsung cigin meninggalkan lapangan dan Stadion Kanjuruhan menggunakan empat mobil Polri, barracuda. Tentu ini yang utama diantisipasi oleh pihak polri dan panitia.
Sementara beberapa pemain Arema FC yang masih di lapangan lantas diserbu penonton. Kerusuhan tersebut semakin membesar ketika sejumlah flare dilemparkan termasuk benda-benda lainnya. Petugas keamanan gabungan dari kepolisian dan TNI sudah berusaha menghalau para suporter tersebut.Â
Kobaran api pun muncul pada sejumlah titik di dalam stadion tersebut. Ternyata dua unit mobil polisi yang salah satunya adalah mobil K9 dibakar. Satu mobil lainnya rusak parah dengan kaca pecah dan dalam posisi miring di bagian selatan tribun VIP.
Jumlah petugas keamanan ternya tidak sebanding dengan jumlah ribuan suporter Arema FC tersebut, petugas pun terpaksa menembakkan gas air mata di dalam lapangan. Tembakan gas air mata itu membuat  suporter nakal itu pingsan dan sulit bernafas.
Suporter yang pingsan, membuat kepanikan di area stadion. Banyaknya suporter yang membutuhkan bantuan medis tersebut pun tidak sebanding dengan jumlah tenaga medis yang disiagakan di Stadion. Para suporter itu, banyak yang mengeluh sesak nafas terkena gas air mata dan terinjak-injak saat berusaha meninggalkan tribun stadion.
Hingga Minggu dini hari (2/10) kurang lebih pukul 00.23 WIB, barulah terlihat truk yang mengangkut suporter hilir mudik untuk mereka yang membutuhkan perawatan. Hingga saat ini pihak Polres Malang menjelaskan sudah 172 korban meninggal.
PT Liga Indonesia Baru (LIB) selaku operator kompetisi pada Liga 1 2022/2023 di Malang pun akhirnya mengambil keputusan tegas untuk menghentikan sementara gelaran liga 1 selama sepekan. Belum tahu kapan liga 1 ini akan dilanjutkan kembali.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H