Mereka masih polos. Masih bisa kita politisir membuat tugas dalam bentuk sanksi menulis surat. Pada akhir surat, mereka akan mengerjakan tugas dalam versi surat berisi tugas yang diberikan. Lumayanlah meski tak sekeren tugas temannya yang dibuat di rumah.
Memang, jika tugas dikerjakan di rumah, mereka bisa memiliki banyak referensi. Baik dari pendapat orang tua, kakak, buku, dan google. Tugas menjadi lengkap, rapi, dan lugas. Khusus untuk anak mendapat sanksi ini mungkin kemampuannya menggunakan berbagai sumber dalam belajar belum muncul.
Kelima, menulis surat merilekskan tapi tetap produktif
Ketika menulis surat pribadi, anak yang mendapat sanksi diperbolehkan untuk mengungkapkan perasaan dan apa yang mereka pikirkan, perbuat, sehingga lupa tentang suatu hal. Tugas.
Mencurahkan isi hati melalui surat jadi salah satu cara melegakan diri mereka yang baik dan menghindarkan mereka dari cemas sehingga mereka tetap produktif menulis tugas. Kreativitas mereka juga akan terasah melalui sanksi menulis surat.
Keenam, menulis surat menampilkan kejujuran
Surat yang mereka tulis akan memperlihatkan kejujuran siswa dalam berkomunikasi. Karakter jujur akan terwujud melalui rangkaian kata-kata mereka. Guru cukup sedikit mengingatkan untuk jujur menulis. Jika tak jujur, terpaksa diulang lagi menulis surat.
Biasanya pada surat mereka akan muncul nama-nama temannya yang bisa guru konfirmasi atas kebenaran isi cerita di surat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H