Pertama, anak merasa dihargai.
Mereka merasa dihargai menulis surat daripada sanksi lain. Pada surat mereka merasa perlu berhati-hati dalam menulis. Takut nanti salah tulis dan terlanjur dibaca guru yang mengajar dan orang tua mereka.Â
Merasa dihargai karena bisa bertanggung jawab atas perbuatan dan kealfaan membuat tugas. Berharap dihargai pula oleh orang tua karena sudah jujur di surat itu.
Dibanding dengan media komunikasi yang lain, surat dibuat mengikuti aturan supaya bisa tersusun rapi sesuai urutannya. Menulis surat sesuai aturan akan melatih anak untuk bersikap santun, menghormati orang tua, dan guru.Â
Hal tersebut bisa dilihat dari ucapan salam pembuka, dan salam penutup.
Kedua, menulis surat melatih komunikasi
Ketika merangkai kata, otak, memori, dan fokus anak dipadukan agar anak bisa melahirkan kata-kata  sebagai ungkapan mewakili pikirannya. Meskipun menulis, anak akan merasa berbicara langsung dengan orang tuanya. Nah, menulis surat akan melatih komunikasi anak dengan orang tuanya.
Biasanya anak yang suka lupa tugas ini memang anak yang kurang mendapat perhatian dari kedua orang tuanya akibat kesibukan masing-masing.
Ketiga, menulis surat melatih kerapianÂ
Kerapian tulisan anakpun dapat menakjubkan dengan sanksi menulis surat ini. Mereka bisa diarahkan menulis kalimat cukup 3 kalimat satu paragraf. Gunakan huruf kapital di awal kalimat. Huruf kapital untuk nama seseorang. Huruf kapital untuk nama geografi atau tempat. Tanda baca titik dan koma pun bisa dirapikan.
Keempat, Tugas Tuntas dalam Bentuk Surat