Mohon tunggu...
YUSRIANA SIREGAR PAHU
YUSRIANA SIREGAR PAHU Mohon Tunggu... Guru - GURU BAHASA INDONESIA DI MTSN KOTA PADANG PANJANG

Nama : Yusriana, S.Pd, Lahir: Sontang Lama, Pasaman. pada Minggu, 25 Mei 1975, beragama Islam. S1-FKIP UMSB. Hobi: Menulis, membaca, menyanyi, baca puisi, dan memasak.Kategori tulisan paling disukai artikel edukasi, cerpen, puisi, dan Topik Pilihan Kompasiana.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tiga Rahasia Perjalanan Hidup Ibrahim Menuju Perintah Kurban

11 Juli 2022   20:20 Diperbarui: 11 Juli 2022   20:42 218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hari ini lelah sekali, pemirsa...

Hari Kamis saya kirim WA kepada Rian. Anak dari orang yang menolong saya di rumah. Lalu ia menjawab, " Hari Senin saja Amak datang karajo, Mak Uwo." Kecewa saya membacanya.

Sabtu saya lebaran Idul Adha dan mereka, keluarga yang menolong  lebaran hari Minggu. Biasanya beliau datang menolong hari Minggu. 

Hari Sabtu, saya sholat sekaligus perayaan Idul Adha di kampung. Berkurban di kampung. Di sana begitu banyak yang menunggu kita berkurban. Jadi terasa semarak berkurbannya daripada di rantau ini.

Pekerjaan rumah pun tak bisa dikerjakan. Piring, kain menunggu setrikaan, dan rumah minta dipel sudah antri. Tapi, gimana lagi tak sempat mengerjakan harus ke kampung halaman

Telepon sudah berdering-dering dari sanak saudara bertanya jam berapa sampai di kampung. Jadilah rumah ditinggal saja mudahan Senin yang menolong benar datang. Tapi harapan tinggal harapan. Tadi suaminya datang melapor bahwa istri dan anaknya mencret. Jadilah semua pekerjaan dihendle seorang diri. Hmm  lelah ternyata.

Sesampai di kampung sholat hari Raya Idh. Seperti biasa imam mengingatkan bahwa shalat idh 2 rakaat. Pada rakaat pertama tujuh takbir dan jadi 8 dengan takbiratul ikhram. Tiap antara takbir dibaca subhanalloh, Alhamdulillah, walailaha illalloh allohu akbar. 

Rakaat kedua lima kali takbir dan menjadi 6 dengan takbiratul ikhram. Bacaan antara takbir juga sama subhanalloh, Alhamdulillah, walailaha illalloh allohu akbar.  Sedang yang lain sama seperti sholat subuh terang beliau.

Usai shalat kamipun mendengarkan dua khutbah. Dilarang berbicara dari salam hingga selesai khutbah. Khutbah katib sama seperti tahun sebelumnya tentang hikmah berkurban hanya saja dari sudut pandang yang berbeda.

Hikmah berkurban memang bisa kita lihat atau kaji dari sudut pandang berbeda. Kali ini khatib mengurai hikmah berkurban berdasarkan tiga rahasia perjalanan hidup Ibrahim menuju perintah kurban.

Pertama kata beliau dari keprihatinan hidup di usia anak-anak dan remaja, Ibrahim sudah menderita. Ia anak kritis. Tak mudah percaya. Meskipun itu ayahnya bahkan raja. Ia terpaksa melawan ayahnya yang menyembah patung. Ia pun harus berlawanan dengan raja Namruj yang berteman dengan ayahnya.

Kedua, sudah bertahun-tahun beliau menikah tapi belum juga dikaruniai anak. Tiap hari beliau berdoa agar diberi anak shaleh.

Padahal beliau seorang nabi. Tapi doa beliau belum dikabulkan Allah. Hingga istri beliau mengusulkan agar Ibrahim menikah dengan pembantu Siti Sarah, bernama Hajar.

Ketiga, dengan berat hati Ibrahimpun menikahi Hajar. Ternyata tak lama sesudah itu Hajarpun hamil. Alangkah bahagianya mereka bertiga. Apalagi Ibrahim. Begitu pula Sarah, ia pun hamil. Ibrahimpun bertambah bahagia.

Hajar tak pernah iri kepada madunya Sarah. Ia senantiasa ingat dirinya dan kedudukannya. Dia menerima jika suaminya lebih lama bersama Sarah istri tuanya. Pekerjaan sebagai pelayan pun tetap ia lakoni meski suaminya melarang.

Setelah anak Ibrahim bersama Hajar lahir kepahitan hidup Ibrahim diuji lagi. Beliau diperintah Allah untuk memulai hidup baru Hajar dan anaknya yang diberi nama Ismail ke sebuah gurun pasir. Tak ada sumber kehidupan di sana.

Berhari-hari mereka di jalan. Setiap saat Ibrahim berpesan kepada istrinya Hajar agar selalu berwudhu. Tiap batal wudhu berwudhu lagi. Karena Ibrahim diperintahkan Allah demikian. Selalu menjaga kesucian dan kebersihan diri dengan wudhu. Hanya sebatas itu pembicaraan antara Hajar dan suaminya.

Meskipun mereka sepasang suami istri dan sudah memiliki anak, hubungan mereka tetap kaku seperti pelayan dan tuannya.

Siti Hajar, Siti Sarah, dan Ibrahim dalam beberapa kisah dikisahkan bahwa ada seorang raja begitu tergila-gila kepada Sarah istri Ibrahim. Sarah terkenal cantik jelita tiada tandingan. Ia pun suci dan terpelihara. Sehingga kecantikannya tersohor ke mana-mana.

Dikisahkan pula, suatu hari Ibrahim dan istrinya diundang ke istana ada yang menyebut Raja Namruj. Ada pula menyebut raja Tutis. Ada pula menyebut Nabi Ibrahim berdagang, ada pula menyebut Nabi Ibrahim diundang untuk berdakwah. Ibrahim dan istrinya pun memenuhi undangan itu. Inilah kisah awal datangnya perintah kurban.

Kisah ini dimulai pascapembakaran Nabi Ibrahim oleh Raja Namrudz yang gagal. Ketika itu, Nabi Ibrahim AS meninggalkan daerah kelahirannya bersama beberapa orang, termasuk Siti Sarah dan anak saudaranya, yaitu Nabi Luth AS. Rombongan kecil ini menuju tanah Hauran. 

Lalu Allah mewahyukan kepada Nabi Ibrahim untuk menikahi Sarah. Atas perintah tersebut, Ibrahim pun menikah dengan Sarah. Nabi Ibrahim AS kemudian berniaga sehingga dia memiliki banyak harta. Dia membawa Sarah ke wilayah Mesir.

Syaikh Muhammad bin Ahmad bin Iyas (1448-1522) dalam bukunya yang diterjemahkan oleh Abdul Halim berjudul "Kisah Penciptaan dan Tokoh-tokoh Sepanjang Zaman" mengutip As-Sadi menceritakan, Sarah adalah wanita jelita dengan postur tubuh ideal. Pada zamannya tidak ditemukan orang yang secantik dia. 

Ketika Ibrahim membawa Sarah memasuki Mesir, sejumlah orang mengingatkan, "Hai Ibrahim, di Mesir ada seorang raja yang kejam. Ia sangat menyukai wanita. Salah satu kebiasaannya adalah apabila dia mendengar ada wanita cantik, maka dia akan menikahinya dengan paksa."

Raja tersebut bernama Raja Tutis. Salah satu kebiasaan raja-raja terdahulunya adalah suka menetap di suatu kota yang bernama Manuf. Raja tersebut memiliki pengawal yang berjaga di jalan-jalan untuk mengambil perbekalan para musafir.

Pada waktu itu, Nabi Ibrahim menempatkan istrinya, Sarah, dalam sebuah peti, dengan maksud untuk menyembunyikannya dari sang raja. Ketika Ibrahim berada di hadapan para penjaga, mereka bermaksud membuka petinya untuk melihat isinya. Ibrahim tidak mampu mencegah peti itu pun dibuka.

Begitu menemukan Sarah di dalam peti maka mereka dibawa menghadap raja. Raja itu bertanya, "Siapakah wanita ini, hai Ibrahim?" Ibrahim menjawab, "Dia adalah saudara perempuanku." Maksud Ibrahim adalah saudaranya seagama.

Raja berkata, "Nikahkanlah dia denganku!" Ibrahim menjawab, "Dia telah berkeluarga." Mendengar jawaban itu, Sarah disuruh raja secara paksa menemuinya. Seorang perawi mengatakan, pada saat itu, Allah menghilangkan hijab dari mata Ibrahim sehingga Sarah tidak pernah luput dari penglihatannya agar hati Ibrahim akan tetap tenang ketika Sarah kembali kepadanya.

Setelah raja mendekati Sarah dan hendak meraba dengan tangannya, tangan itu jadi kaku. Sarah menyuruh Raja bertobat sehingga tangannya bisa digerakkan kembali. Kedua kalinya dia mencoba lagi mengulangi tindakan serupa, dan pada saat itu yang kaku adalah tangan dan kakinya. Sarahpun menyuruh raja bertobat, ketika raja tobat, ia sehat.  Tapi ketika raja berniat meraba, ia kembali stroke. Kejadian tersebut terus berulang.

Menurut sebuah riwayat, raja itu mengulangi kelakuan dan tobatnya hingga tujuh kali sampai dia bertobat yang sebenarnya. Mengakui agama Ibrahim. Semua itu terlihat oleh Ibrahim.

Allah telah menyingkap hijab dari matanya. Setelah bertobat, raja itu memanggil Ibrahim, menjamunya, memuliakannya, menyerahkan kembali istrinya serta memberinya hadiah berupa seorang hamba sahaya yang bernama Hajar yang di kemudian hari dinikahinya. (Kalam.Sindonews.com)

Konon dari perawi Hajar adalah seorang putri raja yang kerajaan ayahnya telah dihancurkan Tutis. Untuk bisa memperluas daerahnya dan menguasai wanita-wanitanya. Laki-laki ia bunuh dan wanita dibiarkan hidup dan dibawa ke istana.

Hajar masih remaja dan lugu ketika dirampas Tutis. Iapun di suruh belajar di istana hingga cukup umur untuk melayani Tutis. Seorang wanita selir Tutis bermimpi melihat cahaya di wajah Hajar. Ia diperintahkan menjaga Hajar sehingga ia menyembunyikan Hajar dan menerpa Hajar dengan ilmu bela diri.

Ketika Ibrahim dan Sarah ditangkap, Hajar pun diutus untuk menemani Sarah menemui raja Tutis. Hajar menunggui Sarah. Ia selalu menemani Sarah seperti seorang dayang. Konon hijab di matanya juga dicabut Allah sehingga bisa melihat perbuatan Tutis.

Inilah kisah hidup Hajar sudah hidup dalam kepahitan bersama Ibrahim dan penguasa kejam. Namun mereka sabar, dan tawakkal. Kesabaran dan ketangguhan mereka inilah cikal bakal berkurban penuh hikmah.

Maka datanglah ujian untuk Ibrahim, Hajar, dan Ismail sampai kepada mimpi Ibrahm bahwa Nabi Ibrahim diperintahkan Allah untuk meyembilih anaknya.

Sudahlah anak istri ditinggal digurun pasir, tanpa biaya hidup. Nah, ketika anaknya jelang remaja, anaknyapun diperintah Allah untuk disembelih. Jika ini menimpa kita, sanggupkah kita?

Anaknya Ismail pun tak membantah. Ia menerima keputusan Allah dan ayahnya. Ketika Ibrahim menancapkan pisau di leher Ismail terjadilah keajaiban oleh Allah. Leher yang disayat Ibrahim dengan menyebut basmalah ternyata bukan leher Ismail. Tapi leher seekor kibas atau khimar (kambing).

Begitu Allah menguji Ibrahim dari remaja hingga menua dengan kedua istrinya. Tak ada yang membenci Ibrahim. Kedua istrinya menyayanginya. Begitu juga dua putranya dari Hajar dan Sarah. Menghormati dan menyayanginya. Karena semua sesuai skenario Allah buat kita teladani.

Tiga teladan itu yang akan kita jadikan teladan, pedoman, dan pengingat. Bahwa anak tak boleh melawan kepada ayahnya. Kita tak boleh menyerah jika mendapati diri sulit. Lebih sulit derita mereka, keluarga Ibrahim. Kita harus sabar menunggu kemakbulan doa apalagi yang belum berkesempatan memiliki anak. Tradisi inipun menjadi tradisi umat Islam sedunia.

Sabar#

Tawaqqal#

Percaya Allah Maha Pengasih#

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun