Mengapa saya umpamakan dengan cabai bukan dengan terong atau tanaman lain? Karena cabai jenis tanaman yang susah-susah gampang menanamnya. Tanaman ini pun paling mahal harganya dari tanaman lain. Pedas tapi dirindukan.Â
Begitu juga sosok Bapres kita pada situasi ini. Beliau ibarat cabai yang dihujat pedas tapi tetap dipilih, dirindukan, dan dimakan. Ingat lagu Ayu Ting Ting "Sambal Lado".
Cabai merupakan jenis tanaman yang menarik untuk ditanam karena bijinya sangat kita butuhkan saat makan. Kita lebih butuh cabai dalam rutinitas makan daripada terong dan tanaman lain.
Sebenarnya cara perawatan cabai tidak terlalu sulit. Susah-susah gampang. Meskipun perawatan tanaman cabai cukup mudah, namun tetap harus memerhatikan beberapa hal yang penting, seperti lokasi tanah yang cerah. Beda lagi dengan terong, lokasi tanam bisa di mana saja.Â
Tanah menanam cabai pun tak sembarangan, sebaiknya tanah keras yang digemburkan dan tidak banyak mengandung air banyak.
Namun, cabai juga memerlukan air yang harus cukup. Selain itu dia harus dipupuk dan diberi pestisida agar terhindar dari penyakit atau hama. Banyak syarat yang harus dipenuhi untuk perawatan cabai ini.Â
Begitu juga misi perdamaian ini banyak syarat, trik, kiat, atau hal-hal yang perlu dijaga untuk memuluskan misi ini. Butuh kiat unik tepatnya strategi.Â
Tentu Bapres kita yang sudah terkenal unik sejak menjabat Gubernur DKI hingga mencalonkan diri jadi presiden tampil unik ini juga akan melakukan diplomasi unik.Â
Bukan hanya persoalan berbicara dan terus diumbar diplomasi ini. Namun, hubungan mesra yang luas yang diperlukan agar saling menyayangi dan menghargai.Â
Yang penting bagi kita memang hasilnya. Bersabarlah menunggu hasil itu.
Ingatlah ketika Bapres kita mulai dari kemeja memilih motif unik. Kotak-kotak berwarna ungu. Kemeja putih berpadu celana dasar putih. Tidak pernah pakai jam. Semua itu beliau lakukan tentu ada sebab musababnya. Tapi justru keunikan beliau itulah yang membuatnya tenar dan terpilih.