Mohon tunggu...
YUSRIANA SIREGAR PAHU
YUSRIANA SIREGAR PAHU Mohon Tunggu... Guru - GURU BAHASA INDONESIA DI MTSN KOTA PADANG PANJANG

Nama : Yusriana, S.Pd, Lahir: Sontang Lama, Pasaman. pada Minggu, 25 Mei 1975, beragama Islam. S1-FKIP UMSB. Hobi: Menulis, membaca, menyanyi, baca puisi, dan memasak.Kategori tulisan paling disukai artikel edukasi, cerpen, puisi, dan Topik Pilihan Kompasiana.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Masa Depan Menyuruhku Merantau (Bagian 3)

26 Juni 2022   15:00 Diperbarui: 26 Juni 2022   15:12 279
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
senyum : sumber foto liputan6.com

Berikan saja senyum mautmu walau ia balas mata putih karena tak semua kakak berhati sama seperti pepatah rambut sama hitam isi di hati siapa yang tahu.

Lain lubuk lain ikannya lain orang lain pula sifatnya bisa jadi orang yang membecimu lebih baik padamu kelak daripada orang yang menyayangimu.

Bak lidah menyalam lalap pario ketika bertemu terasa pahit setelah sekian detik berubah manis begitupun cabe, garam, dan asam jika disapa lidah satu-satu sungguh tak ada sensasi seperti asam pedas ikan.

Lajulah sepeda kumbang di jalan berlubang selalu begitu sejak zaman penjajah Jepang kata guru Umar Bakri dalam lagu Iwan Fals.

Itulah hidup yang harus kita sapai dan kelonin dengan sayang menuju masa depan bernama cita-cita bukan hanya langkahmu yang dihadang namun semua kaki generasi dijegal agar jatuh meski tak ada untung dan rugi.

Istirahatkanlah sejenak hatimu di sajadah panjangmu sambil tengadahkan tanganmu meminta pertolongan ilahimu yang sempat lupa kau lakoni karena sibuknya masa depan mengajakmu berkelana menjelajahi pergaulan di rumah masa depan bernama kosan ini.

Manjakanlah batinmu dengan lantunan ayat-ayat ilahi yang ampuh memejamkan mata lelah dan tubuh letihmu dari perjalanan bersama rumah berjalan beroda empat itu.

Esok akan kau dapati jiwa baru berpeluk masa depan yang siap mengajakmu menjelajah dunia baru bernama kelas dengan mata-mata guru dan temanmu yang bisa jadi lebih ramah atau malah lebih tajam dan menyikat dari mata si kakak kos yang sinis.

Selalulah pegang penyemangat bernama harapan bahwa 50 persen mata itu menyukaimu dan 50 persen lagi ada yang sangat membencimu, setengah benci, atau seperempat benci.

Namun tetap seimbang maka pegang eratlah yang menyayangmu sambil lebarkan sayap menyayangi yang membecimu karena hidup tak akan manis tanpa mereka pembanding pahit sebab hidup sejatinya berpasangan.

senyum : sumber foto liputan6.com
senyum : sumber foto liputan6.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun