Penulis anak nomor satu dari lima bersaudara. Ayah seorang kepala desa dan toke hasil bumi lulusan PGA. Ibu seorang petani yang tidak lulus SD. Mereka sibuk mencari uang untuk kami sekeluarga tanpa tahu dan tanpa ilmu mendidik anak remaja.
Waktu itu teman kita pacaran kita pun ikut pacaran meski hanya status agar teman tak memandang kita tak laku. Hanya saja, meski kurang memberikan kasih sayang, tapi ayah penulis termasuk ayah yang keras dan otoriter. Moga jadi ibadah bagi beliau. Jadi kalau penulis keluar rumah pasti ayah penulis sudah menyebarkan adik-adik  penulis dan anak buahnya mencari penulis. Malu jadinya.Â
Akhirnya malas bergaul hingga  penuls punya hobi membaca yang sampai hari ini pun sering menjadi perdebatan penulis dengan suami. Yaitu membaca novel. Ketika usia SMP penulis menghabiskan waktu membaca novel Fredi S, Mira W, dan lain-lain di kamar. Mungkin pembaca ada yang tahu. Sekarang bergeser membaca novel di noveltoon dan fizi. Syukur tidak tertarik buat ngeluarin koin di apikasi novel berbayar. Tak ada uang soalnya.
Hobi ini ada sisi positif dan negatifnya juga jika tidak bisa membagi waktu. Ibu-ibu bisa lupa masak nasi untuk suami dan anak-anaknya. Begitu juga siswa atau anak kita jika tak bisa bagi waktu bahaya. Ada satu mrid penulis tahun lalu.
Penulis wali kelasnya. Semua guru mapel melapor lewat japri. Bahwa si Mawar (sebut namanya begitu) tak ada mengerjakan tugas. Setiap dihubungi Mawar tak merespon. Nomor orang tuanya pun tak bisa dihubungi. Ada nomor orang tua Mawar di group kelas tapi no respon juga. 2 bulan wa Mawar dan wa ortunya hanya berisi pesan warna hijau dari penulis. Saat itu daring.
Ketika menerima rapor midsemester si mama kaget nilai Mawar di bawah KKM semua. Didatangkanlah guru BK. Ditanya si Mawar apa kegiatannya di rumah selama si Mama pergi ke sekolah tempat beliau mengajar.Â
Ternyata Mawar baca novel online ketika handpone si Mawar kita telusuri riwayatnya. Adapun nomor handpone di group wali kelas bukan nomor mama si Mawar  tapi nomor Mawar satu lagi. Dibukalah chat penulis dengan mawar, pecah tangis si Mama. Ternyata Mawar bersandiwara. Berpura-pura jadi si Mama.Â
Cantiknya lagi tiap hari Mawar memandikan adiknya pagi. Membantu adik bikin PR dan ketika si adik udah beres Mawar pun segera buka aplikasi novel online dengan buku tulis sudah terbuka di atas meja lengkap dengan penanya. Sehingga si adik dan kakaknya mengira Mawar belajar. Si mama pun berbaik sangka kepada Mawar karena tugas si adek selesai.
Apalah daya nasi sudah jadi bubur. Untuk kita lagi yang masih berkesempatan menjaga anak-anak kita jangan sampai anak kita mengalami. Justeru anak kita makin remaja membutuhkan kita orang tuanya, lakukanlah:
1. Cek hp anak kita secara berkala
2. Jika bertemu anak peluklah ia baik laki-laki maupun perempuan. Cium pipinya.