Ternyata satu di antara mereka sudah menjadi korban. Syukurlah cepat terdeteksi sehingga tidak bertambah korban lagi..Â
Akhirnya Jumput mendekam di hotel prodeo itu. Entah berapa bulan hukumannya. Karena tidak ada media yang memberitakan. Mungkin sidang tertutup kali.
"Buk Rini! Gimana udah siap bahan kita? " Â Tiba-tiba Bu Hani datang mengagetkannya. Lamunannya tentang Jumput buyar. Kemudian ia melanjutkan print laporan-laporan itu.
Pukul 12.05 semua laporan selesai diprint. Agenda berikutnya pergi ke kondangan siap dzuhur. Anak salah satu rekan kerja mereka menikah. Cukup jauh lokasi pesta itu.
Mana hari ini hari Sabtu pula. Sebetulnya ke lokasi cuma membutuhkan waktu 30-35 menit jika tak macet. Tapi hari ini Sabtu. Biasanya Sabtu ini betul-betul macet menuju ke sana.
"Rin, ayo berangkat!" Panggil kepala Sekolah.
" Iya, Bu. " Jawabnya memelas.
"Jangan cemas, mudahan tak macet. Paling pukul 16.30 paling lambat kita udah balik ke rumah masing-masing." Rayu kepala sekolahnya prihatin.Â
Bayangan cerita Rini tentang suami posesifnya membuat kepala sekolah itu geleng-geleng kepala. Entah setan apa yang bercokol di kepala suami Rini.
Selalu curiga istrinya selingkuh. Padahal tipe Rini guru di sekolah yang dipimpinnya tak pernah genit. Malah rajin membantu urusan sekolah. Rini loyal terhadap sekolah itulah apresiasi kepala sekolah kepada Rini.
Pukul 14.30 Rini dan rombangan sampai di pesta. Mereka pun segera menemui rekan kerja mereka yang menggelar pesta. Bersalaman, saling tegur sapa, dan berbagi kabar akhirnya mereka menuju meja tamu.