Setiap manusia pasti memiliki masalah. Tanpa terkecuali, anak-anak usia sekolah dasar (SD), yaitu usia 6-10 tahun. Masalah pada peserta didik sekolah dasar dapat disebabkan dari rumah, lingkungan sekitar, teman-temannya, bahkan diri sendiri. Beberapa contoh permasalahan peserta didik yaitu terkait kognitif, psikomotor, dan afektif.
Permasalahan kognitif pada peserta didik SD biasanya yaitu lamban belajar, kesulitan membaca, atau kesulitan menghitung. Kemudian, permasalahan psikomotor pada peserta didik SD yaitu kesulitan menulis dan berbicara. Lanjut, permasalahan afektif pada peserta didik SD yaitu peserta didik yang terlalu tertutup, sehingga enggan berinteraksi dengan teman sebayanya.
Terus apa dampak dari masalah terhadap Peserta Didik SD?
Masalah-masalah tersebut tentu dapat memengaruhi pikiran peserta didik yang kemudian menjadi beban bahkan dapat menyebabkan tekanan mental. Hal ini tidak hanya menghambat pembelajaran di kelas, tetapi juga dapat mengganggu perkembangan sosial dan emosional mereka. Sebagai contoh, seorang peserta didik yang terus-menerus gagal dalam pelajaran matematika mungkin merasa rendah diri dan enggan berpartisipasi di kelas.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, guru dapat ikut berperan membantu proses healing peserta didik. Dengan pendekatan yang tepat, guru tidak hanya menjadi pendidik, tetapi juga pendamping yang membantu anak-anak melewati masa sulit mereka.
Apa itu healing?
Healing berasal dari bahasa Inggris yang berarti penyembuhan. Jadi, bisa disimpulkan bahwa healing adalah sebuah proses penyembuhan diri untuk meringankan atau menghilangkan beban pikiran. Salah satu cara untuk melakukan healing adalah dengan komunikasi terapeutik.
Memang, apa itu komunikasi terapeutik?
Dalam komunikasi konseling, ada istilah "komunikasi terapeutik" atau bisa disebut komunikasi penyembuhan. Komunikasi merupakan proses penyampaian dan penerimaan informasi, baik berupa perasaan maupun pikiran. Terapeutik adalah kata sifat yang berarti penyembuhan. Jadi, komunikasi terapeutik adalah proses interaksi antara konselor dan konseli yang dapat menyembuhkan atau memulihkan konseli.
Sebagai contoh, seorang guru yang mendapati seorang siswa murung selama beberapa hari berturut-turut dapat menggunakan komunikasi terapeutik untuk memahami apa yang mengganggu pikiran siswa tersebut. Dengan mendengarkan secara aktif dan memberikan tanggapan yang menenangkan, guru dapat membantu siswa merasa lebih baik dan kembali fokus pada pelajaran.
Bagaimana proses komunikasi terapeutik?