Menurutnya, rasa sedih yang muncul tiba-tiba dan seakan-akan tidak ada penyebabnya ini ternyata bisa disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya karena cemas berlebih, depresi, post traumatic stress disorder juga organic brain syndrome yakni akibat fisik yang larinya ke psikologi seseorang akibat permasalahan pada otak, misalnya tumor pada otak.
Depresi sendiri biasanya berupa gangguan suasana hati yang menyebabkan kesedihan dalam jangka waktu lama. Dalam kondisi ini, seseorang biasa merasa kurang berharga, kurang bergairah, kurang berkonsentrasi, sedih terus-terusan bahkan hobi pun terasa hambar & tak menarik lagi untuk dilakukan.
Menangisi Hal-hal Receh
Melihat bapak-bapak tua yang jualan makanan di pinggir jalan dan viral di medsos, apalagi. Nangisnya makin menjadi-jadi. Apakah ini salah satu gejala depresi? Ntahlah.
Beberapa sumber yang saya baca menyebutkan bahwa salah satu gejala depresi adalah menangisi hal-hal remeh. Selain kadang gak ada penyebabnya, tangisan itu benar-benar tumpah tanpa bisa ditahan. Ya, itu katanya gejala depresi ringan.
Bagaimana dengan depresi berat? Ternyata lebih mengkhawatirkan, karena untuk sekadar menumpahkan perasaan atau menangis saja terasa sulit.
Betapa susahnya jika kita terbiasa merawat rasa sedih terlalu lama. Berbahaya? Tentu saja.
Mengontrol Perasaan Sedih itu Perlu!
Perasaan sedih memang harus dikontrol. Maksudnya, jangan sampai ini berkepanjangan hingga menghambat aktivitas kita yang lain. Siapa yang rugi coba? Ya diri sendiri dong.Â
Saya pernah mengalami ini, merasa sedih berkepanjangan karena sebuah masalah. Seperti biasa, karena saya orangnya pemikir, fisik saya pun melemah. Parahnya, masalah ini gak cuma menganggu fisik saja, tapi psikis juga.
Banyak banget kesempatan saya lewatkan, padahal itu beberapa hal yang menyangkut passion saya. Bisa ditebak ya, saat itu saya menjadi manusia yang sangat tidak produktif. Hikz, menyedihkan.