Mohon tunggu...
Riana Dewie
Riana Dewie Mohon Tunggu... Freelancer - Content Creator

Simple, Faithful dan Candid

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

5 Pesan Joko Pinurbo tentang Menulis Puisi di Festival Patjar Merah

6 Maret 2019   21:46 Diperbarui: 8 Maret 2019   06:33 2169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Joko Pinurbo dan penggemar karyanya (dok.pri)

Setelah dibaca keseluruhan, para peserta ternyata kesulitan menemukan kerangka/alur ceritanya. Akhirnya Jokpin  pun angkat bicara, menerangkan bahwa penulisan puisi seperti ini memang kurang efektif.

Untuk memenuhi syarat menjadi sebuah puisi yang baik, iapun mengajak berdiskusi  para peserta untuk melakukan penyuntingan.

Tak tanggung-tanggung, penyuntingan untuk puisi ini tergolong radikal karena harus memangkasnya dari 8 bait menjadi 3 bait, serta menukar posisi bait agar jelas alur ceritanya. Bagaimana akhirnya nasib puisi ini? Peserta pun dibuat takjub karena karya tersebut disulap menjadi puisi baru yang luar biasa.

Lalu, seperti apa sih puisi yang bagus itu? Sebagai contoh, puisi "BANGKU CINTA" di poin 2 tadi, dirasa lebih mudah ditangkap maknanya dan mengandung hikmah yang sangat bagus untuk kehidupan sosial kita di masa ini. Menurutnya, di beberapa barisnya mengandung kontradiksi dari orang-orang yang sudah terikat oleh cinta.

Sayangnya, pada puisi diceritakan bahwa apa sudah dipersatukan oleh cinta tersebut akhirnya dipisahkan oleh perbedaan ideologi, agama, prinsip, budaya, politik atau hal lain yang wajar terjadi saat ini. So, menarik ya isinya? ☺️

Jangan terlalu "cerewet" dalam berpuisi
Cerewet dalam kehidupan sehari-hari itu sah-sah saja, namun jangan lakukan saat berpuisi. Cerewet dalam hal ini adalah menulis puisi secara detail sehingga pembaca tak memiliki kesempatan untuk memaknai puisi tersebut sesuai imajinasi mereka.

"Jangan menuntut pembaca untuk mengerti idealisme Anda", tegas Jokpin.

Baginya, pengalaman selama puluhan tahun di dunia sastra ini mengajarkannya banyak ilmu, di antaranya saat menyampaikan pesan kepada pembaca lewat sebuah karya. Puisi akan lebih natural apabila pembaca dapat berjalan sendiri sesuai imajinasinya saat memaknai sebuah puisi. Tentu saja, hal ini akan menimbulkan rasa yang berbeda. 

***

Peserta Lokakarya berfoto bersama Joko Pinurbo (Dok.Pri)
Peserta Lokakarya berfoto bersama Joko Pinurbo (Dok.Pri)
Apoteker, dokter gigi, dokter hewan juga pengusaha adalah sebagian profesi yang masuk dalam list pembaca karya-karya Jokpin.

Selain menulis puisi, Jokpin menghabiskan waktunya dengan mengisi kelas-kelas menulis, terutama puisi dimana kebanyakan pesertanya adalah anak muda yang ingin memperdalam ilmu dalam merangkai kata. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun