Prestasi Perkembangan Batik Masyarakat Kecamatan GedangsariÂ
Nah, saatnya berbagi kisah tentang hasil perjuangan masyarakat Gedangsari yang sejak dulu berusaha melestarikan budaya membatik secara turun temurun hingga berbuah manis. Apa saja itu?
1. Memiliki Motif Khas Batik Gedangsari: Pisang & SrikayaÂ
Ada yang pernah mendengar tentang Batik Walang? Nah, batik ini sempat dipatenkan sebagai batik khas Gunung Kidul yang digunakan oleh para petugas pemerintahan tingkat kabupaten serta anak-anak yang bersekolah di area Gunung Kidul.
Dalam hal ini, Kalimosodho dulunya merupakan produsen terbesar yang mengerjakan proyek ini dengan total produksi puluhan ribu meter kain batik. Beruntungnya saya karena sempat mendapatkan oleh-oleh batik bermotif walang (belalang) ini dari kegiatan bersama blogger di Gunung Kidul.
Nah, ceritanya, Batik Gedang sendiri mengambil sebagian nama dari 'gedangsari' yang berarti pisang. Sedangkan batik lainnya dinamakan Batik Srikaya lantaran beberapa area di Gedangsari sendiri menghasilkan buah srikaya secara rutin. Wih, menarik juga ya sejarah penamaannya. Doakan yuk biar makin populer :D
2. Memecahkan 2 Rekor Muri SekaligusÂ
Sebagai ajang memamerkan kekayaan batik di Desa Tegalrejo, Kecamatan Gedangsari ini, akhir Agustus 2017 lalu diadakan peragaan busana oleh para mdoel cantik dengan motif buah-buahan. Ya, motif pisang & srikaya membalut penampilan para model dengan sangat anggun di Wanajati. Pagelaran Busana di hutan jati ini membuat desa ini sabet Rekor Muri.
Tak hanya itu, Rekor Muri ke-2 juga diterima karena desa ini sukses mengadakan even membatik pertama lintas generasi. Jumlah total sekitar 123 orang pembatik, mulai dari anak-anak hingga lanjut usia turut memeriahkan acara ini. Wow, keren yaaa... Terbukti banget kan anak-anak di desa ini sudah lihai membatik tulis.