Mohon tunggu...
Riana Dewie
Riana Dewie Mohon Tunggu... Freelancer - Content Creator

Simple, Faithful dan Candid

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Anak Kelas 3 SD di Gedangsari, Gunung Kidul Sudah Piawai "Pegang Canting"

10 Januari 2019   11:41 Diperbarui: 11 Januari 2019   11:52 746
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sugiyanto, Sekretaris Desa Tegalrejo, Gedangsari, Gunung Kidul (Dokumentasi pribadi)

Wayang Kulit sebagai pelestarian budaya bangsa (Dok.Pri)
Wayang Kulit sebagai pelestarian budaya bangsa (Dok.Pri)
Wah, keren juga ya kisah perjalanan bisnis Suroto. Boleh dong menduplikasi semangatnya :)

Prestasi Perkembangan Batik Masyarakat Kecamatan Gedangsari 

Nah, saatnya berbagi kisah tentang hasil perjuangan masyarakat Gedangsari yang sejak dulu berusaha melestarikan budaya membatik secara turun temurun hingga berbuah manis. Apa saja itu?

1. Memiliki Motif Khas Batik Gedangsari: Pisang & Srikaya 

Ada yang pernah mendengar tentang Batik Walang? Nah, batik ini sempat dipatenkan sebagai batik khas Gunung Kidul yang digunakan oleh para petugas pemerintahan tingkat kabupaten serta anak-anak yang bersekolah di area Gunung Kidul.

Dalam hal ini, Kalimosodho dulunya merupakan produsen terbesar yang mengerjakan proyek ini dengan total produksi puluhan ribu meter kain batik. Beruntungnya saya karena sempat mendapatkan oleh-oleh batik bermotif walang (belalang) ini dari kegiatan bersama blogger di Gunung Kidul.

Contoh motif batik walang khas Gunung Kidul (Dok.Pri)
Contoh motif batik walang khas Gunung Kidul (Dok.Pri)
Nah, ada yang menarik lagi nih. Tahu gak, di Kecamatan Gedangsari ini, juga sedang dikembangkan dua motif unik yang tujuannya mengulang kesuksesan batik walang loh. Yuk kenalan sama Batik Gedang dan Batik Srikaya. Kok, kasih namanya kayak nama buah sih?

Nah, ceritanya, Batik Gedang sendiri mengambil sebagian nama dari 'gedangsari' yang berarti pisang. Sedangkan batik lainnya dinamakan Batik Srikaya lantaran beberapa area di Gedangsari sendiri menghasilkan buah srikaya secara rutin. Wih, menarik juga ya sejarah penamaannya. Doakan yuk biar makin populer :D

2. Memecahkan 2 Rekor Muri Sekaligus 

Sebagai ajang memamerkan kekayaan batik di Desa Tegalrejo, Kecamatan Gedangsari ini, akhir Agustus 2017 lalu diadakan peragaan busana oleh para mdoel cantik dengan motif buah-buahan. Ya, motif pisang & srikaya membalut penampilan para model dengan sangat anggun di Wanajati. Pagelaran Busana di hutan jati ini membuat desa ini sabet Rekor Muri.

Tak hanya itu, Rekor Muri ke-2 juga diterima karena desa ini sukses mengadakan even membatik pertama lintas generasi. Jumlah total sekitar 123 orang pembatik, mulai dari anak-anak hingga lanjut usia turut memeriahkan acara ini. Wow, keren yaaa... Terbukti banget kan anak-anak di desa ini sudah lihai membatik tulis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun