Mohon tunggu...
Riana Dewie
Riana Dewie Mohon Tunggu... Freelancer - Content Creator

Simple, Faithful dan Candid

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Polowijan, Sudah "Diuwongke" Sejak Zaman Dulu

31 Oktober 2018   23:57 Diperbarui: 1 November 2018   07:04 853
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ki-ka: Haji Imam, Kang Herman dan moderator (Dok.Pri)

3. Menjunjung Tinggi Pepatah "Golong Gilig Traju Manggala"

Ada yang tahu makna pepatah 'Golong gilig traju manggala'? Ini adalah sebuah nasihat agar seluruh lapisan masyarakat bersatu padu untuk menciptakan tatanan kehidupan yang adil dan makmur.

Nah, ini mengingatkan kita pada keharmonisan masyarakat di masa lalu yang belum ada diskriminasi terhadap kaum difabel karena semua berpedoman pada Bhinekka Tunggal Ika.

Masyarakat Jawa, baik yang difabel maupun yang tidak, dalam kesehariannya bersatu padu membentuk kehidupan yang penuh kasih dan gotong-royong. Diferensiasi ini terjadi setelah ada penjajahan dan setelah UNESCO atau PBB menggalang bantuan khusus korban perang kaum difabel.

4. Pergaulan Difabel dan yang bukan Difabel semua tersurat melalui Pewayangan

Nah, satu hal ini yang mungkin jarang kita ketahui. Untuk memahami bagaimana interkasi sosial masyarakat secara umum, baik itu difabel maupun yang bukan, semua bisa kita nikmati melalui pewayangan. 

Tata krama pergaulan, strategi perang Mahabarata, atau Kyai Petruk sebagai penyandang difabel yang terus diremehkan namun ia tak gentar menghadapi Puntadewa, ada dalam cerita pewayangan. Siapa yang suka juga menikmati salah satu budaya Jawa ini? :D 

Penghargaan maupun penghormatan kepada kaum Polowijan diangkat dengan baik. Nah, pernah mendengar tentang tokoh Punakawan? Menurut cerita, mereka ternyata difabel juga. Badan Petruk yang terlalu tinggi atau Bagong yang bermata besar dan pendek, adalah salah satu ciri yang dapat dilihat.

Punakawan - sumber: histori.id
Punakawan - sumber: histori.id
5. Penghargaan terhadap Polowijan di Dunia

Jika di Indonesia difabel dihargai di masa lalu, tidak dengan negara-negara maju seperti Eropa dan Amerika. Sejarah difabel di Amerika sangat menyedihkan karena begitu terlahir sebagai difabel, ia harus masuk ke ruang pembakaran karena dianggap evolusi (produk) gagal. 

Di Amerika, para difabel tidak bisa bebas berjalan-jalan di ruang publik karena mereka pasti kena bidikan sniper. Kesadaran untuk melindungi difabel baru diusahakan setelah Perang Dunia ke-2 di tahun 1970-an. Menyedihkan ya :(

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun