Mohon tunggu...
Riana Dewie
Riana Dewie Mohon Tunggu... Freelancer - Content Creator

Simple, Faithful dan Candid

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Rangkul UMKM, "Oleh-oleh Competition" Siratkan Pesan, Jangan Remehkan Makanan Indonesia

1 Februari 2018   10:58 Diperbarui: 1 Februari 2018   17:32 894
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah stau peserta membuat produk 'poYang' atau Potato Ampyang (Dokumentasi Pribadi)

Kembali lagi ke kompetisi. Sekarang yang menjadi pertanyaan adalah, mengapa harus dikolaborasikan dengan bahan impor? Bahan impor, seperti polong, kismis atau kentang bukankah selalu lebih mahal? Ya, dari segi harga yang tertera memang tampak lebih mahal namun dari segi efektivitas dan efisiensi, bahan impor bisa jadi pemenangnya. Coba bayangkan, ada kalanya saat butuh kentang lokal sebesar 1 kg, ini bisa digantikan hanya dengan menyediakan 0,5 kg kentang impor. Kenapa? Karena kentang impor biasanya lebih stabil, kadar airnya pas dan juga bisa tumbuh di berbagai musim. Itu satu contoh kecilnya.

Peserta 'Alif's bakery & Cookies' dengan produk Hongkong Puff Potatoes (Dokumentasi Pribadi)
Peserta 'Alif's bakery & Cookies' dengan produk Hongkong Puff Potatoes (Dokumentasi Pribadi)
Faktor Penilaian Pemenang 'Oleh-Oleh Competition'

Kompetisi ini diikuti oleh puluhan peserta dari tiga kota besar di Indonesia. Dari masing-masing kota, diadakan babak penyisihan hingga per kota tersisa 4 peserta dan berkesempatan untuk berjuang ke babak final di Jakarta. Dalam kompetisi ini, dipastikan tidak ada yang namanya manipulasi atau kecurangan peserta karena saat mereka terpilih sebagai 12 besar, mereka wajib mendemonstrasikan proses pengolahan produk jagoan masing-masing secara live di depan juri dalam waktu 8 jam.

Dari 12 peserta, dipilihlah satu peserta sebagai pemenangnya, dan 'BODJO' adalah peserta yang beruntung. BODJO digarap oleh sepasang suami istri yang berdomisili di Jogja. Mereka memproduksi cakeyang merupakan kombinasi bahan pisang dan coklat, lalu sukses menerima tantangan juri untuk dikolaborasikan dengan produk U.S. Ingredients, yaitu kentang, kismis dan kacang-kacangan. Bagaimana taste-nya? Luar biasa.

'BODJO' dengan produknya Banana Potato Raisin dan Banana Raisin Chickpa Brownies (Dokumentasi Pribadi)
'BODJO' dengan produknya Banana Potato Raisin dan Banana Raisin Chickpa Brownies (Dokumentasi Pribadi)
Untuk penyerahan awards-nya sendiri diadakan beberapa waktu lalu di kota Jogja (22/01/18). Sekitar enam peserta, termasuk pemenang, hadir dengan membawa produk jagoan masing-masing, tak terkecuali 'BODJO' dengan produknya Banana Potato Raisin dan Banana Raisin Chickpa Brownies. Beberapa peserta lainnya adalah produk 'poYang' atau Potato Ampyang, 'Alif's bakery & Cookies' dengan produk Hongkong Puff Potatoes, 'Topo Map Cake' lalu 'Zain' dengan produknya Red Bean Pie dan yang terakhir 'TOM-TOM' dengan produknya Supo Gimbal Raisine Khase Boyolalikies: Hongkong Puff Potatoes.

Dalam proses penilaiannya sendiri, juri memegang empat komponen utama sebagai dasarnya. Pertama, aspek originalitas, yaitu apakah tiga produk import tersebut dimanfaatkan semua ataukah tidak. Kedua, legalitas, sudahkah produknya memiliki nomor yang terdaftar di Dinkes. Ketiga, rasa dan bentuk makanan, apakah bahan impor ini cocok dikolaborasikan dengan jenis makanan yang diolah. Dan yang terakhir dari segi packaging, apakah variasi warna dan bentuk sesuai dengan produk yang dijual.

Peserta 'Zain' dengan produknya Red Bean Pie (Dokumentasi Pribadi)
Peserta 'Zain' dengan produknya Red Bean Pie (Dokumentasi Pribadi)
Peserta 'TOM-TOM' dengan produknya Supo Gimbal Raisine Khase Boyolalikies: Hongkong Puff Potatoes (Dokumentasi Pribadi)
Peserta 'TOM-TOM' dengan produknya Supo Gimbal Raisine Khase Boyolalikies: Hongkong Puff Potatoes (Dokumentasi Pribadi)
Peserta lain membuat 'Topo Map Cake' (Dokumentasi Pribadi)
Peserta lain membuat 'Topo Map Cake' (Dokumentasi Pribadi)
Tujuan Diadakannya'Oleh-Oleh Competition'

Kegiatan edukatif ini terbukti memberikan pengalaman baru bagi para peserta. Sekalipun hanya dipilih satu pemenang utama, para peserta justru tampak guyub dan saling supportuntuk pengembangan produk masing-masing. Nah, tujuan dari diadakannya kompetisi ini adalah:

  1. Memberikan edukasi tentang bisnis olahan makanan Indonesia kepada para pengusaha pemula atau pelaku UMKM, terutama menstimulus rasa percaya diri peserta saat memulai bisnis. Selain itu, kompetisi ini juga memberi wadah untuk belajar bisnis bakery bersama, mulai dari teknik pengolahan, cara penyajiannya hingga cara menjualnya.
  2. Mempertahankan kualitas sebuah produk oleh-oleh yang khas. Di zaman sekarang, daya beli masyarakat untuk produk makanan memang meningkat. Terbukti dari banyaknya selebriti yang memanfaatkan moment ini dengan membuka bisnis kue. Packing dan harga memang bagus, namun apakah rasanya selalu sesuai ekspektasi? Nah, event in sekaligus mengedukasi peserta untuk bisa mengolah makanan namun tetap memperhatkan kualitas rasa. Karena 'rasa' akan membuat masyarakat ketagihan dan membuatnya ingin beli dan beli lagi.

Hiruk-pikuk peserta yang hadir dalam oleh-oleh awards (Dokumentasi Pribadi)
Hiruk-pikuk peserta yang hadir dalam oleh-oleh awards (Dokumentasi Pribadi)
Penyerahan hadiah kepada BODJO, pemenang utama (Dokumentasi Pribadi)
Penyerahan hadiah kepada BODJO, pemenang utama (Dokumentasi Pribadi)
Itulah hiruk pikuk event kompetisi oleh-oleh yang berlangsung sekitar 3 bulan ini. Harapannya, setelah ini mereka bisa membawa 'nama' Indonesia dengan memproduksi makanan (oleh-oleh) yang lebih berkualitas. Semoga produk yang mereka hasilkan ini juga dapat mentralisir persepsi masyarakat yang sebelumnya sempat meremehkan makanan Indonesia. Diolah dari bahan pilihan tentu berpotensi menghasilkan rasa yang lebih nendang bukan? :D 

Satu pesan bagus nih. Jangan bangga saat membawa oleh-oleh coklat dari Eropa karena kebun cocoanya kan ada di Indonesia.. hihihi.., namun banggalah saat produk Anda ditenteng oleh bule-bule yang sedang liburan di Indonesia untuk dibawa ke negara mereka... karena itu artinya kita sukses berkarya :D  

Riana Dewie

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun