Mohon tunggu...
INDRIAN SAFKA FAUZI (Aa Rian)
INDRIAN SAFKA FAUZI (Aa Rian) Mohon Tunggu... Penulis - Sang pemerhati abadi. Pemimpin bagi dirinya sendiri.

Hamba Allah dan Umat Muhammad Saw. 🌏 Semakin besar harapan kepada Allah melebihi harapan kepada makhluk-Nya, semakin besar pula potensi dan kekuatan yang kita miliki 🌏 Link Akun Pertama: https://www.kompasiana.com/integrityrian 🌏 Surel: indsafka@gmail.com 🌏

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Hikmah Banjir Nabi Nuh, Proses Sortir Kemanusiaan untuk Kelangsungan Peradaban yang Terulang

28 Desember 2022   06:00 Diperbarui: 28 Desember 2022   07:51 1137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bertabayyunlah (dppai.uii.ac.id)

Hai Sahabat Pembaca!

Sebagaimana pandangan visioner leluhur kita akan kehadiran sosok Ratu Adil ataupun Satrio Piningit yang kedunungan wahyu guna menyelamatkan bangsa ini dari kemelut krisis pastilah terjadi karena ditandai dengan berbagai gejolak alam seperti gempa bumi.

Mari kita buka lembaran Al-Quran tentang peristiwa dahysat Banjir Nabi Nuh. Allah telah menunjuk Nuh sebagai pemimpin muka bumi sekaligus seorang Nabi, dengan ketabahannya Nuh mengajak kaumnya untuk mau mengikutinya. Apadaya bahkan Istri dan Anaknya bernama Kan'an termasuk orang-orang yang mendustakan petunjuk Allah melalui seorang suami sekaligus ayah.

Bukan cocoklogi sekadar mencocok-cocokan perisitiwa. Jika Allah berkehendak menunjuk seorang pemimpin sekaligus seorang yang mewarisi sifat kenabian yakni Amanah, Tabligh, Fathanah dan Shiddiq ataupun menurut leluhur kita yakni Bener, Jejeg dan Lurus teruntuk bangsa Indonesia ini. Maka... barangsiapa yang mengingkarinya dan memiliki sifat yang berlawanan dengan sang pemimpin tersebut, maka binasalah ia dan lenyap dari peradaban dunia.

Mewarisi Sifat Kenabian (wattpad.com)
Mewarisi Sifat Kenabian (wattpad.com)

Oleh karenanya di masa kepemimpinan seorang yang telah Allah tunjuk untuk memimpin bangsa Indonesia ini, Sang Pemimpin wajib mengikuti petunjuk Allah dengan senantiasa mendekatkan diri pada-Nya, karena jika tidak Rakyat Murka. Namun jika Sang Pemimpin tidak beritikad untuk penyelamatan rakyatnya secara lahir dan bathin, maka Allah Murka padanya. 

Dengan demikian beliau akan mendekati penyampaiannya kepada Rakyat sebagaimana yang disampaikan Khalifah Abu Bakar As-Shiddiq R.A dan Khalifah Umar bin Khattab R.A  saat ditunjuk menjadi Khalifah di zamannya:

"Wahai rakyatku ikutilah aku dan taatilah aku jika Aku mengikuti Petunjuk Allah dan Ketetapan-Nya, dan sampaikanlah kritik membangun untuk mengingatkanku, jika aku menyimpang dari Petunjuk Allah dan Ketetapan-Nya."

kompasiana.com - Kreasi Kompasianer Raditya Riefananda
kompasiana.com - Kreasi Kompasianer Raditya Riefananda

Maka dapat kita simpulkan, agar kita selamat dari proses sortir kemanusiaan untuk melanjutkan peradaban bangsa yang luhur, kita mesti mengikuti kewajiban yang disampaikan firman Allah yakni, "Iqra!" yang berarti "Bacalah!" maka kita diwajibkan untuk membaca ilmu pengetahuan dan memahaminya kemudian mengaplikasikannya. Lalu menjauhi bacaan-bacaan penuh dusta yang dikenal Hoaks yang menyesatkan diri dan orang banyak.

Stop Hoaks (aptika.kominfo.go.id)
Stop Hoaks (aptika.kominfo.go.id)

Apabila kita cenderung mudah menerima berita hoaks, maka dipertanyakanlah kejujuran kita semasa hidup di alam dunia ini. Orang jujur cenderung mendapati berita yang terpercaya. Sementara orang-orang yang tidak lepas dari kebohongan-kebohongan maka ia mudah termakan berita bohong, karena tak pernah ber-tabayyun atau mengkroscek berita yang didapatinya.

Bertabayyunlah (dppai.uii.ac.id)
Bertabayyunlah (dppai.uii.ac.id)

Orang-orang yang mudah termakan berita bohonglah apalagi yang membuat dan menyebarkannya, yang kemudian akan mengalami kebinasaan saat proses sortir kemanusiaan yang ditandai gejolak alam. Begitupun orang-orang anti cinta-kasih juga keimanannya kepada Allah tidak dirasakan oleh Hati dan diketahui realitas kebenarannya oleh akal, juga orang-orang yang menyalahgunakan ilmu pengetahuan untuk mengeksploitasi fisik, mental dan harta yang dimiliki sesamanya. 

Maka bertaubatlah sebelum terlambat dan segera lakukan perbaikan diri, dan jika mengakibatkan kerugian pada sesama, gantilah kerugian itu secara adil (tidak menyebabkan perselisihan).

Nah.

Termasuk golongan manakah saya?

Jawaban ada dalam nurani masing-masing.

Tertanda.
Aa Rian (Indrian Safka Fauzi)
Cimahi, 28 Desember 2022.

Aa Rian untuk Kompasiana.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun