Mohon tunggu...
RIA ANISA
RIA ANISA Mohon Tunggu... Penulis - Pembelajar

Penulis kaku dan lugu

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Pahlawan Berkorban Jedai dan Pengundang VOC

23 Januari 2023   10:54 Diperbarui: 23 Januari 2023   11:13 210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Waduh... Kotak pensil kok nggak ada?" keluhnya lirih.

Elen melangkah kembali masuk ke kelasnya, memeriksa laci meja di mana ia duduk semula. Dia saksikan kotak pensilnya di dalam laci, namun saat ditarik, kotak pensil Elen tidak bergerak. Seperti ada sesuatu yang menahannya. Berkali ia mencoba tetapi  tak membuahkan hasil. Menyaksikan itu, Rosa mendekatinya dan mencari tahu apa yang dilakukan Elen. Sambil terus mengamati, Rosa meminta Elen mundurkan langkah agar Rosa bisa leluasa mengambil kotak pensil itu. Lorong laci itu cukup panjang dan tidak datar, tentu anak sekecil Elen kesulitan mengambilnya. Spontan Rosa melepas jedai, digunakan menyambung tangannya meraih kota pensil Elen. Sekian menit mencoba, akhirnya kota pensil itu berhasil diambil, namun jedai Rosa patah beberapa giginya.

"Ini kotak pensil Elen" ucap Rosa sambil menyodorkan kotak pensil warna kuning berhias beruang cokelat kecil.

"Alhamdulillah. Terima kasih Buk. Yah..., jepit rambut ibu patah. Ibu, sudah berkorban. Berarti ibu pahlawan". Ucapnya ceria.

"Bukan." Jawab Rosa spontan. "Eee...Iya, bisa dibilang begitu, tetapi  pahlawan bagi Elen saja. Bukan seperti pahlawan yang ibu ceritakan tadi". Jawab Rosa sambil tersenyum manis.

"Hm...." Masih ingin  Elen menyambung pertanyaan itu, namun ia ingat jika ibunya mungkin sudah lama menunggu digerbang sekolah.

"Ya sudah, Elen buruan Sudah ditunggu bunda" Tangkas Rosa. Guru muda itu kembali menuju meja guru membereskan barang bawaannya.

Tak lama berselang, keduanya sudah meninggalkan ruang kelas. Berpisah jalan di Lorong. Elen berlari kecil menuju gerbang sekolah, Rosa menuju kantor guru.

***********

Sesampai di rumah, Elen tak lantas masuk rumah. Menuruni motor matic berwarna merah itu, Elen memberikan helm kepada ibunya, Sisil.  Sambil melepas sepatunya, Elen bertanya : "Ma, tadi ibu Rosa cerita, hari ini hari pahlawan. Bu Rosa juga pahlawan lo Ma... Tetapi  anehnya Bu Rosa unhappy dianggap pahlawan". Cerita Elen sambil menanti Sisil membuka pintu rumah mereka.

"Bu Rosa memang pahlawan, pahlawan tanpa tanda jasa." Jawab Sisil sambil mengarahkan Elen memasuki rumah.

"Kenapa tanpa tanda jasa Ma?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun