Akhirnya semua hal tersebut berdampak pada pustakawan, setuju tidak setuju atau mau tidak mau pustakawan secara perlahan tapi pasti tidak lagi mengerjakan tugas-tugas konvensional yang masih dilakukan saat ini, seperti pekerjaan klasifikasi buku, membuat barcode, label, shelving, penjilidan dan kegiatan sirkulasi. Bahkan mungkin saja perpustakaan hanya membutuhkan pustakawan yang mempunyai kompetensi dalam bidang teknologi informasi.
Penulis: Retno Hermawati
DAFTAR PUSTAKA
http://lisaraqiqta.blogspot.co.id/2014/01/perpustakaan-modern-tanpa-buku-yang.html
http://www.mediaindonesia.com/index.php/news/read/128483/menghidupkan-perpustakaan/2017-10-23
Yusuf, Pawit M. Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah. Kencana Prenada Media, Jakarta.200
Hernowo, 2003.Quantum Readina.Bandung : Mizan Learning Center.
Septiyantono,Tri dan Umar Sidik (Ed.).2007.Dasar-Dasar Ilmu Perpustakaan dan Informasi. Yogyakarta: Jurusan Ilmu Perpustakaan dan Informasi Fakultas Adab UIN Sunan Kalijaga.
Farida Jafar, 2005.  Manajemen  Jasa : Pendekatan Terpadu. Jakarta:  Ghalia Indonesia.
Khairunnas, dan Sofjan Assauri, Analisis Pengaruh Brand Identity Design Terhadap Proses Pembentukan Brand Awareness : studi kasus : Nordhenbasic. Manajemen Usahawan Indonesia, Vol. 41 No. 1 Januari-Februari, 2011, hlm. 1.
Rimbarawa,Kosam dan Supriyanto.2006. Aksentuasi Perpustakaan dan Pustakawan.Jakarta: IPI, Pengurus Daerah DKI Jakarta.