Mewujudkan konsep tersebut, perpustakaan dituntut untuk melakukan jejaring atau kerjasama antara perpustakaan yang komitmen dan berkelanjutan. Perpustakaan akan berlomba-lomba membangun sebanyak-banyaknya jejaring dengan perpustakaan sejenis atau perpustakaan lain di luar lingkungan atau zona nyamannya.Â
Tidak ada lagi pemikiran bahwa koleksi perpustakaan hanya bisa dimanfaatkan oleh anggota perpustakaan tersebut. Jaringan perpustakaan, memungkinkan untuk setiap anggota perpustakaan dapat mengakses koleksi perpustakaan lain yang telah berjejaring. Tidak diperlukan kartu tambahan untuk meminjam koleksi perpustakaan lain, karena dengan jaringan perpustakaan memungkingkan satu kartu berlaku untuk banyak perpustakaan.
Pemustaka yang akan memanfaatkan perpustakaan tidak perlu menelusur di dalam perpustakaan, mereka dapat melakukannya di mana pun dengan menggunakan akses internet. Tanpa menunggu lama, koleksi yang diinginkan dapat dengan mudah dipesan dan diantar sesuai keinginan pemustaka. Tentu saja untuk mewujudkan pesan antar koleksi perpustakaan akan dikenakan biaya tertentu.
Mewujudkan "perpustakaan bersatu" harus dibarengi dengan keikhlasan tiap perpustakaan untuk saling memberikan akses koleksi perpustakaannya kepada mitranya. Semua itu bisa terwujud dengan terlebih dahulu dibuat keseragaman sistem yang digunakan. Sistem yang digunakan pada masa depan harus memungkinkan perpustakaan untuk berbagi data dan metadata tanpa harus memindah fisik koleksi. katalog harus berbasis web dan saling terintegrasi, perpustakaan yang bersikukuh dengan prinsip dan idelismenya untuk tidak memberikan akses kepada perpustakaan lain untuk bisa memanfaatkan, lambat laun akan ditinggalkan pemustaka.
AKHIRUL KALAM
Dari dulu sampai sekarang, buku memegang peranan sangat vital bagi manusia. Tanpa buku, mungkin manusia akan tetap hidup seperti manusia pra sejarah yang banyak mengandalkan hidupnya dari alam. Tanpa buku, tidak mungkin manusia mencapai kehidupan modern seperti sekarang ini. Di bukulah orang-orang pintar dunia menuliskan pengalaman, pemikiran, dan teori-teori mereka. Itulah yang dimanfaatkan oleh orang-orang sesudahnya.
Sebuah perpustakaan tanpa buku memang tak pernah terpikirkan dua puluh tahun lalu. Tapi kini ia telah jadi kenyataan. Peran penting perpustakaan hari ini tampaknya telah bergeser dari menyediakan akses ke karya cetak menjadi menyediakan akses ke internet. Ada banyak alasan untuk percaya bahwa tren ini (akan terus) menyebar kian cepat.
Pemandangan perpustakaan dengan ruang dengan rak-rak yang dipenuhi buku (bahan pustaka), meja baca dan petugas (pustakawan) mungkin saja akan segera berakhir dalam 10 tahun mendatang. Pemandangan itu akan digantikan dengan perpustakaan yang hanya berisi barisan komputer, laptop yang siap melayani kebutuhan informasi anda. Tidak ada lagi pustakawan yang dengan ramah akan menyapa dan bertanya apa yang anda cari/butuhkan, semua akan anda lakukan sendiri.
Perkembangan teknologi informasi global sangat berdampak kesemua sisi kehidupan manusia, dimana, kapan, dan siapa saja dapat dengan cepat mendapat berbagai informasi yang mereka butuhkan. Penggunaan teknologi informasi berupa internet sudah merupakan kebutuhan dalam kehidupan saat ini. Melek informasi (Literacy Information) sudah tidak terbatas lagi pada mereka yang mampu secara finansial saja, melalui sarana komunikasi (smartphone/tablet) berbasis android saja semua orang sudah dapat mengakses berbagai informasi yang dibutuhkan.
Sebenarnya perpustakaan sangat terbantu dengan kemajuan teknologi informasi saat ini, sistem informasi manajemen perpustakaan berbasis web yang berisi informasi bibliografi dapat dengan mudah diakses oleh siapa saja. Saat ini sebahagian perpustakaan hanya berupa sebuah "server" yang didalamnya terdapat informasi bibliografi elektronik seperti e-book, e-journal, bahkan koleksi karya ilmiah sivitas akademika dalam bentuk digital.
Dalam perkembangan beberapa tahun terkahir, terlihat bahwa perpustakaan mendapat tekanan dalam hal pengadaan koleksi digital seperti e-book dan e-journal ini terlihat dari porsi anggaran yang lebih dari pengadaan buku teks. Tentu saja hal ini menjadi menarik apabila ada penelitian tentang tingkat pemanfaatan koleksi digital yang sudah dilanggan dalam beberapa tahun terkahir.