Mohon tunggu...
Humaniora Artikel Utama

Perpustakaan Modern yang Tanpa Buku

14 Desember 2017   05:31 Diperbarui: 14 Desember 2017   16:14 5716
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pasal 3 UU No 43 Tahun 2007 menyatakan bahwa "Perpustakaan berfungsi sebagai wahana pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi, dan rekreasi untuk meningkatkan kecerdasan dan keberdayaan bangsa".

Jumlah perpustakaan berdasarkan data Perpustakaan Nasional Republik Indonesia cukup memukau, 25.728 buah. Sayangnya sebaran perpustakaan ini tidak merata. Ada 4.780 perpustakaan di Jawa Barat, namun Cuma ada 3 di Papua Barat. Ketimpangan ini mencerminkan kualitas literasi di wilayah yang memiliki sedikit perpustakaan. Sebagaimana kita ketahui minat baca masyarakat di Indoneisa masih sangat rendah, tepatnya berada di urutan ke-60 setelah Thailand (59).

Jika dilihat dari jumlah, maka Indonesia memiliki jumlah perpustakaan yang tidak sedikit, namun sayangnya jumlah perpustakaan yang tinggi tidak dapat menjamin kualitas literasi masyarakatnya. Nampaknya ada banyak perpustakaan yang sekedar ada, namun kemanfaatannya seperti tiada. Perpustakaan seperti kehilangan konsep yang memberdayakan. Akhirnya perpustakaan hanya akan menjadi tempat koleksi buku yang akan usang bersama waktu.

Nampaknya dua hal penting yang harus dimiliki perpustakaan sudah dilupakan, yaitu pertama, tersedianya buku-buku yang menarik dan kontekstual, artinya buku yang menjadi koleksi adalah buku-buku yang memang dibutuhkan para pengunjung; kedua, pengelola yang gigih dan mau menjadi 'model' kegiatan baca-tulis yang memberdayakan.

UU Perpustakaan juga menyatakan, bahwa perpustakaan adalah institusi yang mengumpulkan pengetahuan tercetak dan terekam, mengelolanya dengan cara khusus guna memenuhi kebutuhan intelektualitas para penggunanya melalui beragam cara interaksi pengetahuan. Dalam arti tradisional, perpustakaan adalah sebuah koleksi buku dan majalah.

Perpustakaan dapat diartikan sebagai koleksi pribadi perseorangan, namun perpustakaan lebih umum dikenal sebagai sebuah koleksi besar yang dibiayai dan dioperasikan oleh sebuah kota atau institusi, dan dimanfaatkan oleh masyarakat yang rata-rata tidak mampu membeli sekian banyak buku atas biaya sendiri.

Perpustakaan dapat juga diartikan sebagai kumpulan informasi yang bersifat ilmu pengetahuan, hiburan, rekreasi, dan ibadah yang merupakan kebutuhan hakiki manusia. Oleh karena itu perpustakaan modern telah didefinisikan kembali sebagai tempat untuk mengakses informasi dalam format apa pun, apakah informasi itu disimpan dalam gedung perpustakaan tersebut atau tidak.

Dalam perpustakaan modern sekarang, selain kumpulan buku cetak, sebagian buku dan koleksinya ada dalam perpustakaan digital (dalam bentuk data yang bisa diakses lewat jaringan komputer). Penemuan media baru selain buku untuk menyimpan informasi, banyak perpustakaan kini juga merupakan tempat penimpanan dan/atau akses ke map, cetak atau hasil seni lainnya, mikrofilm, mikrofiche, tape audio, CD, LP, tape video dan DVD, dan menyediakan fasilitas umum untuk mengakses gudang data CD-ROM dan internet.

Perpustakaan yang terorganisir secara baik dan sistematis, secara langsung atau pun tidak langsung dapat memberikan kemudahan bagi proses belajar mengajar di sekolah tempat perpustakaan tersebut berada. Hal ini, terkait dengan kemajuan bidang pendidikan dan dengan adanya perbaikan metode belajar-mengajar yang dirasakan tidak bisa dipisahkan dari masalah penyediaan fasilitas dan sarana pendidikan.

Salah satu peran Perpustakaan merupakan upaya untuk memelihara dan meningkattkan efisiensi dan efektifitas proses belajar-mengajar.  Oleh karena itu perpustakaan modern telah didefinisikan kembali sebagai tempat untuk mengakses informasi dalam format apa pun, apakah informasi itu disimpan dalam gedung perpustakaan tersebut atau tidak. Dalam perpustakaan modern ini selain kumpulan buku tercetak, sebagian buku dan koleksinya ada dalam perpustakaan digital (dalam bentuk data yang bisa diakses lewat jaringan komputer).

Revolusi Pertama Perpustakaan Tanpa Buku di Amerika

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun