Guru sebagai orang kedua bagi murid-muridnya diharapkan dapat mengenali siswanya peindividu, apalagi jika guru tersebut adalah seorang wali kelas. Namun tidak perlu menjadi wali kelas dahulu untuk bisa mengerti para muridnya. Karena ini adalah tugas yang dimiliki guru pada umumnya.
Layanan seperti menyapa, menanyai kabar, dan memperhatikan murid secara merata seringkali luput dari tugas seorang guru. Umumnya guru lebih fokus kepada anak-anak berprestasi atau anak yang bermasalah, sehingga anak-anak yang biasa saja sering terabaikan.
Guru harus bisa melayani siswa secara personal sehingga tidak ada anak yang merasa tertinggal, tenggelam, ataupun hilang di dalam kelas yang besar. Guru harus mampu menyamaratakan layanan yang diberikan kepada setiap anak didiknya, sehingga tidak ada lagi siswa yang tidak terdeteksi kelebihan dan kekurangannya, tidak ada siswa yang kurang memperoleh kesempatan belajar dan berprestasi. Semua murid mendapatkan layanan dan kesempatan secara adil.
4. Guru yang hebat tau cara menata perilaku anak
Di dalam suatu kelas pastilah terdapat anak dengan karakter yang berbeda-beda. Mulai dari yang sangat pemalu sampai yang tidak bisa diam di tempat duduknya. Guru tidak bisa membuat anak didiknya selalu patuh terhadap apa yang ia perintahkan. Sangat memungkinkan menemui anak-anak yang tidak mau mendengar, melanggar, atau bahkan melawan gurunya di kelas.
Guru yang baik adalah mereka yang pandai menyikapi hal ini. Cara menghadapi anak-anak seperti ini adalah dengan bagaimana kita menyikapinya tanpa mempermalukan diri sendiri dan tanpa melukai si anak yang kita tangani. Serta dapat mengontrol diri dari hal-hal yang tidak seharusnya dilakukan oleh seorang guru.
5. Memahami Setiap Kekurangan Muridnya
Jika ada siswa yang tidak menguasai pelajaran, itu bukan karena mereka tidak pintar, melainkan karena kurangnya motivasi dalam diri mereka untuk belajar. Tidak ada manusia yang dilahirkan di dunia dalam keadaan bodoh, namun bagaimana cara dunia memperlakukan merekalah yang membuat mereka telihat bodoh.
Mari kita lihat salah satu contoh tokoh dunia. Thomas Alva Edison yang hiperaktif dan dianggap bodoh oleh gurunya ternyata mampu membuka mata dunia dengan penemuan bohlamnya, atau Isaac Newton, Albert Einstein, Ludwig Van Beethoven dan orang-orang terkenal lainnya yang dulunya dianggap bodoh.
Sayangnya banyak para guru yang kurang mengerti dengan potensi yang dimiliki oleh para anak didiknya sehingga tak jarang tindakan kurang terpuji akhirnya dilakukan seperti mengintimidasi, menghukum bahkan memukul, bahkan yang lebih ekstrim mengeluarkan sang anak dari sekolah. Butuh guru hebat dan luar biasa untuk mengenali kemampuan murid-murid yang luar biasa.
6. Guru yang hebat memiliki kematangan emosi