Mohon tunggu...
RhetIM
RhetIM Mohon Tunggu... Buruh - Orang biasa

Aneh ajalah. Bingung mau dibuat apa, karena ada pepatah mengatakan, tak kenal maka tak sayang..

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Teater Sastra

2 Januari 2016   00:07 Diperbarui: 2 Januari 2016   01:02 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

 

Aksara berpola

Merajut sukusuku kata

Seni ukir pena menggores angan

Bukanlah malapetaka

Perkata yang dicipta

Pun gelandangan punya

“Ini sastra, bukan tuna susila sang empunya! Bukan pula tuna wicara!” geram sang penyair terkenal angkat bicara.

Telah banyak diperkosa

Gelar menjadi predikat pemegang sastra

Kemarilah!

Tunjukkan padaku yang tak menyulam pendidikan

Ini teater sastra

Para badut memamerkan hidung merahnya

Bagaimana si topi merah?

Tak layakkah duduk bersama para sastrawan?

Bila genderang ditabuhkan

Bagaimana pena mampu berperang?

Silsilah yang tak kunjung diraba

Sibuk mengusung nama

Mati pun penuh tawa

Itulah parodi sastra

Badutbadut ambil peran

Politik dimainkan, dengan satu gores tulisan

Seribu mati, tuan pun senang

Menyenangkan, bukan?

Semarang, 02.03.15

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun