Mohon tunggu...
RhetIM
RhetIM Mohon Tunggu... Buruh - Orang biasa

Aneh ajalah. Bingung mau dibuat apa, karena ada pepatah mengatakan, tak kenal maka tak sayang..

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Serial KPT

1 Desember 2015   09:32 Diperbarui: 1 Desember 2015   10:03 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

“Tumben lo?” Tercengang, Nabil seakan tak percaya oleh ucapan yang baru saja didengarnya.

“Tumben apaan! Gue pan belum selesai ngomong. Tapi, tampang lo pas kok, tinggal ditaburin debu sama ngesot di jalan, gue yakin dalam waktu seminggu kita pasti bakal punya rumah lagi, hihihi ....” celetuk Rhet asal.

“Nggak boleh berbohong mas Rhet. Jika tidak ada satu orang pun yang mempercayai kita lagi, bagaimana kita kelak akan hidup? Sementara rizki itu datang melalui perantara orang lain. Yuk, Kita jaga kejujuran dan tanggung jawab, sekalipun hasil dari ngemis.” Kini terdiam hening tanpa suara mendengar ucapan Nabil sebagai perenungan dari masing-masing anak Kpt.

Apapun alasannya, kebohongan itu tidaklah mempercepat segalanya, juga tidak memperlambat balasan, bahwasannya masih ada mata yang melihat segala sesuatu yang dilakukan oleh manusia.

Di sudut lampu merah masih saja Zahra belum bisa menerima kenyataan. Tiada tempat untuk berteduh. Mungkin suatu saat dengan adanya kejadian ini, akan membuatnya menjadi tidak manja dan sering galau lagi. Sedang di pojok gang, tampak Abdul dan Pemulung mengambil botol-botol bekas Aqua. Dan kak Dian bersamaMinal, hanya melihat kebersamaan yang terlihat semakin erat.

***the end***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun