“Pelit!” gerutu Nabil kesal.
“Betewe ... mbak Zahra udah dapet berapa?”
“Baru dikit!” Masih bernada ketus, gadis pesek itu menjawab.
“Jutek amat!” gumam Nabil sewot sendiri.
“Jreenngggg ....” Terdengar suara gitar yang sudah tak asing lagi.
“Aku tergoda oleh waria, o ... oh ... oh ....”
“Wanita ...!” potong Nabil, mendengar lagu yang dibawakan oleh Five minutes dilencengkan kakaknya.
“Sewot! Suka-suka eike dong.” Tak mau kalah, kang Ibnu memprotes.
“Ini gara-gara kang Ibnu. Coba Akang nerima lamaran pemilik Wisma. Pasti kita nggak akan telantar di jalanan!” Kini Zahra merajuk, menyesali hidupnya yang kian malang.
“Yeee ... mana mungkin eike mau sama banci kaleng. Isshh ... mau ditaruh mana wajah eike coba!” bantah kang Ibnu dengan mimik bergidik ngeri membayangkan.
“Yang sabar deh. Namanya juga cobaan,” ujar Rhet baru saja datang, dan menyerahkan uang hasil ngamen.