Mohon tunggu...
RhetIM
RhetIM Mohon Tunggu... Buruh - Orang biasa

Aneh ajalah. Bingung mau dibuat apa, karena ada pepatah mengatakan, tak kenal maka tak sayang..

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Serial KPT

1 Desember 2015   09:32 Diperbarui: 1 Desember 2015   10:03 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

“Pelit!” gerutu Nabil kesal.

“Betewe ... mbak Zahra udah dapet berapa?”

“Baru dikit!” Masih bernada ketus, gadis pesek itu menjawab.

“Jutek amat!” gumam Nabil sewot sendiri.

“Jreenngggg ....” Terdengar suara gitar yang sudah tak asing lagi.

“Aku tergoda oleh waria, o ... oh ... oh ....”

“Wanita ...!” potong Nabil, mendengar lagu yang dibawakan oleh Five minutes dilencengkan kakaknya.

“Sewot! Suka-suka eike dong.” Tak mau kalah, kang Ibnu memprotes.

“Ini gara-gara kang Ibnu. Coba Akang nerima lamaran pemilik Wisma. Pasti kita nggak akan telantar di jalanan!” Kini Zahra merajuk, menyesali hidupnya yang kian malang.

“Yeee ... mana mungkin eike mau sama banci kaleng. Isshh ... mau ditaruh mana wajah eike coba!” bantah kang Ibnu dengan mimik bergidik ngeri membayangkan.

“Yang sabar deh. Namanya juga cobaan,” ujar Rhet baru saja datang, dan menyerahkan uang hasil ngamen.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun